Berdasarkan Peraturan Menteri Linkungan Hidup dan Kehutanan nomor 13 tahun 1995, ada 4 macam industri yang harus menggunakan CEMS : 

• Industri Semen
• Industri Pulp dan Kertas
• Industri Besi dan Baja 
• Pembangkit Listrik (PLTU) Berbahan Bakar Batubara

Selain itu, CEMS ini juga harus diterapkan pada pembangkit Listrik Tenaga Termal dengan kapasitas diatas 25 MW sesuai Undang-undang Menteri Lingkungan Hidup Nomor 15 Tahun 2019.

CEMS menggunakan teknologi terkini yang memastikan pemantauan emisi yang akurat dan andal. Dengan sensor dan instrumen yang menggunakan teknologi modern, CEMS mampu mengukur berbagai parameter emisi dengan presisi tinggi. 

Selain itu, CEMS dapat secara real-time memantau konsentrasi gas seperti SO2, NOx, CO2, dan partikel PM2.5, memberikan data yang lebih akurat dan up-to-date.

Manfaat Penggunaan CEMS

• Menjaga batas aman kualitas udara yang bisa dihirup oleh manusia
• Memenuhi ketentuan dan regulasi dari KLHK (Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)
• Mencegah pelepasan bahan kimia berbahaya ke udara
• Sebagai bahan laporan kondisi udara di lingkungan industri

Dengan teknologi terdepan, fitur yang terintegrasi, dan manfaat yang luar biasa, CEMS memberikan solusi yang komprehensif untuk pemantauan emisi industri.