Testindo – Pernahkah Anda merasa gerah, pengap, dan tidak nyaman meski berada di dalam ruangan? Apalagi saat cuaca di luar sedang mendung atau musim hujan, rasanya udara dalam ruangan jadi makin berat dan lembap.
Nah, kondisi ini sebenarnya berhubungan erat dengan yang namanya kelembaban udara. Jadi, apa sih sebenarnya penyebab kelembaban ruangan bisa tinggi, dan kenapa itu membuat ruangan terasa gerah dan pengap?
Penyebab Kelembaban Tinggi di Suatu Ruangan
Kelembaban ruangan yang tinggi bisa disebabkan oleh ruangan yang tidak memiliki sirkulasi udara yang baik, sehingga uap air dari aktivitas sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga mencuci akan terperangkap di dalam ruangan.
Jika uap air ini terus menumpuk tanpa adanya sirkulasi, secara otomatis kelembaban udara akan meningkat.
Selain sirkulasi udara yang buruk, kondisi cuaca dan lingkungan sekitar juga berperan penting. Misalnya, saat musim hujan, kelembaban udara di luar cenderung tinggi, dan ini bisa masuk ke dalam ruangan melalui jendela atau pintu yang terbuka.
Jika ruangan tidak memiliki pengaturan udara yang baik, seperti AC dengan fitur pengeringan udara atau dehumidifier, kelembaban bisa tetap tinggi di dalam ruangan.
Sumber kelembaban lainnya bisa berasal dari hal-hal sederhana yang sering kita anggap sepele. Misalnya, pengeringan pakaian di dalam ruangan, kebocoran pada dinding atau atap, atau bahkan tanaman hias yang terlalu banyak. Semua hal ini bisa meningkatkan kadar uap air di udara, yang pada akhirnya membuat ruangan terasa lembap.
Kenapa Kelembaban Tinggi Membuat Ruangan Jadi Gerah dan Pengap?
Lalu, kenapa ruangan jadi terasa gerah dan juga pengap saat kelembaban cukup tinggi? Nah, ini ada kaitannya dengan pengaruh suhu tubuh kita.
Ketika suhu tubuh meningkat, tubuh akan berusaha mendinginkan diri dengan mengeluarkan keringat. Proses penguapan keringat dari kulit inilah yang membuat tubuh terasa lebih sejuk.
Namun, saat kelembaban udara tinggi, udara di sekitar kita sudah penuh dengan uap air. Akibatnya, proses penguapan keringat menjadi terhambat. Keringat yang seharusnya menguap dari kulit justru menumpuk dan menyebabkan tubuh merasa lebih panas. Inilah mengapa Anda merasa gerah meski suhu ruangan tidak terlalu tinggi.
Selain itu, kelembaban tinggi juga membuat udara terasa lebih berat. Pernah merasa sesak atau sulit bernapas di ruangan yang lembap? Ini karena ketika kelembaban tinggi, udara mengandung lebih banyak uap air, yang membuat oksigen terasa lebih “berat” untuk dihirup. Udara yang lembap ini juga membuat ruangan terasa lebih pengap, terutama jika sirkulasi udaranya buruk.
Tak hanya itu, kelembaban tinggi juga dapat menyebabkan pertumbuhan jamur dan bakteri pada dinding, lantai, dan perabotan. Jamur ini menghasilkan bau apek yang menambah rasa pengap di ruangan. Dengan begitu, kelembaban tinggi tidak hanya memengaruhi suhu dan kenyamanan, tetapi juga dapat mempengaruhi kualitas udara dalam ruangan.
Cara Mencegah Kelembaban Tinggi di Dalam Ruangan
Kelembaban tinggi di dalam ruangan jelas bisa menjadi masalah, tapi tenang, ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mencegah hal ini terjadi. Beberapa langkah sederhana ini dapat membantu menjaga kelembaban ruangan tetap stabil dan membuat suasana lebih nyaman:
1. Pemasangan Ventilasi
Ventilasi adalah kunci utama dalam mengontrol kelembaban ruangan. Pastikan ruangan Anda memiliki ventilasi yang cukup untuk memungkinkan sirkulasi udara yang baik. Anda bisa membuka jendela di pagi atau sore hari untuk memberikan udara segar masuk ke dalam ruangan. Selain itu, gunakan kipas angin untuk membantu sirkulasi udara jika diperlukan.
2. Gunakan Dehumidifier atau AC dengan Pengering Udara
Dehumidifier adalah perangkat yang dirancang khusus untuk mengurangi kelembaban udara. Alat ini sangat efektif untuk menjaga kelembaban ruangan tetap stabil, terutama di musim hujan. Jika menggunakan AC, pilihlah yang memiliki fitur dehumidifier untuk menjaga kelembaban tetap rendah.
3. Periksa Sumber Kelembaban di Dalam Ruangan
Jangan remehkan setiap sumber kelembaban kecil di ruangan Anda. Misalnya, kebocoran pada dinding atau atap yang membiarkan air merembes masuk, tanaman hias yang terlalu banyak, atau kebiasaan menjemur pakaian di dalam ruangan. Periksa semua ini secara rutin dan pastikan tidak ada yang menyebabkan kelembaban meningkat.
4. Gunakan Bahan Penyerap Kelembaban
Anda juga bisa menggunakan bahan-bahan alami untuk menyerap kelembaban, seperti garam, silica gel, atau arang aktif. Tempatkan bahan-bahan ini di sudut-sudut ruangan atau di tempat-tempat yang cenderung lembap, seperti kamar mandi dan lemari.
5. Pemasangan Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban
Kelembaban yang tinggi juga dapat merusak kualitas barang, bahan makanan dan obat-obatan yang disimpan di dalam suatu ruangan. Untuk memantau dan mengontrol tingkat kelembaban maka sebaikan dipasang sistem monitoring suhu dan kelembaban yang berbasis IoT, sehingga Anda bisa melakukan pemantauan tingkat kelembaban ruangan setiap saat.
Jadi, jika Anda mulai merasa ruangan terasa gerah dan pengap, coba cek kelembaban udaranya. Jangan tunggu sampai jamur tumbuh di dalam ruangan rumah atau bangunan milik Anda.
Bagi Anda yang membutuhkan layanan instalasi atau pemasangan sistem monitoring suhu dan kelembaban ruangan dengan sistem IoT, kami siap membantu. Testindo sebagai perusahaan sistem monitoring siap melayani pemasangan di seluruh Indonesia.
Pemesanan dan konsultasi Sistem Monitoring Suhu dan Kelembaban, silahkan hubungi kami :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini