Testindo – Hampir di setiap lini kehidupan kita membutuhkan air. Namun, jika air sudah digunakan untuk dalam proses industri, biasanya akan berubah menjadi air limbah. Air limbah ini tidak boleh langsung dibuang ke lingkungan karena bisa mencemari sungai, danau, atau tanah. Oleh karena itu, industri harus mengolah air limbahnya terlebih dahulu menggunakan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) agar aman bagi lingkungan.
Agar proses pengolahan air limbah berjalan dengan baik, diperlukan pemantauan secara rutin. Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan bahwa industri wajib mengukur beberapa indikator kualitas air, yaitu pH, COD, TSS, NH3-N, dan debit air.
Indikator pada Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah
Setiap industri memiliki standar yang berbeda dalam memantau parameter ini. Misalnya, industri batu bara hanya perlu mengukur tiga indikator (pH, TSS, dan debit), sementara kawasan industri harus memantau semuanya.
Lalu, apa saja arti dari setiap indikator ini? Berikut ini informasi lengkapnya.
1. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD atau Kebutuhan Oksigen Kimiawi menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengurai bahan kimia organik dalam air. Jika nilai COD tinggi, itu berarti air limbah mengandung banyak bahan pencemar yang perlu diolah lebih lanjut agar tidak merusak lingkungan.
2. pH (Tingkat Keasaman Air)
pH merupakan penilaian tingkat asam dan basa pada air. Skala pH berkisar dari 0 (sangat asam) hingga 14 (sangat basa). Air murni memiliki pH 7, yang disebut netral. Jika air terlalu asam atau terlalu basa, itu bisa menjadi tanda ada pencemaran atau masalah dalam proses pengolahan air limbah. Oleh karena itu, pH air limbah yang sudah diolah harus berada dalam batas aman sebelum dibuang ke lingkungan.
3. NH3-N (Nitrogen Amonia)
NH3-N adalah jumlah amonia dalam air. Amonia adalah zat kimia yang bisa beracun bagi makhluk hidup jika jumlahnya terlalu tinggi. Jika air limbah masih mengandung banyak amonia setelah melalui IPAL, itu berarti proses pengolahan belum maksimal dan perlu diperbaiki.
4. TSS (Total Suspended Solid)
TSS ini merupakan jumlah partikel padat yang tersuspensi dalam air, seperti pasir, lumpur, atau bahan organik lainnya. Jika air mengandung terlalu banyak partikel ini, maka air akan menjadi keruh dan bisa mengandung zat berbahaya. Oleh karena itu, air limbah harus melalui proses penyaringan atau pengendapan untuk menghilangkan partikel-partikel ini sebelum dibuang.
5. Debit Air
Debit air adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan waktu, misalnya liter per detik. Semakin besar debit air limbah yang dibuang, semakin besar pula dampaknya terhadap lingkungan. Oleh karena itu, industri harus mengontrol jumlah air limbah yang mereka keluarkan agar tidak membebani lingkungan sekitar.
SPARING: Sistem Pemantauan Kualitas Air Secara Real-Time
Dulu, pengukuran kualitas air limbah dilakukan dengan cara mengambil sampel air dan membawanya ke laboratorium untuk dianalisis. Cara ini memakan waktu lama, biaya mahal, dan bisa terjadi kesalahan manusia dalam prosesnya.
Sekarang, industri diwajibkan menggunakan sistem yang lebih canggih, yaitu SPARING (Sistem Pemantauan Kualitas Air Limbah secara Terus-Menerus dan Dalam Jaringan). Sistem ini menggunakan sensor berbasis teknologi IoT (Internet of Things) untuk memantau kualitas air limbah secara real-time. Dengan SPARING, data bisa diperoleh setiap jam tanpa perlu menunggu hasil laboratorium. Jika terjadi pencemaran, industri bisa langsung mengambil tindakan sebelum limbah mencemari lingkungan.
Pemerintah mewajibkan beberapa industri seperti pertambangan, minyak, tekstil, dan kawasan industri untuk menggunakan SPARING agar kualitas air limbah mereka tetap terpantau. Dengan adanya SPARING, industri bisa lebih cepat mendeteksi masalah, lebih hemat biaya, dan tentunya lebih ramah lingkungan.
Dengan memahami semua indikator kualitas air seperti pH, COD, TSS, NH3-N, dan debit, kita bisa tahu apakah air limbah sudah aman atau belum. Teknologi SPARING atau sistem monitoring kualitas air membantu industri untuk memantau air limbah secara lebih efisien dan akurat, sehingga pencemaran bisa dicegah lebih awal. Dengan begitu, lingkungan tetap terjaga dan air yang digunakan kembali bisa lebih bersih dan aman.
Testindo sebagai perusahaan engineering services & monitoring solution menyediakan layananan instalasi sistem monitoring kualitas air. Kami siap melayani pemasangan di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Informasi pemesanan dan konsultasi silahkan hubungi kami :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini