1. Deteksi Kerusakan Dini dan Peringatan Bahaya
   Sistem dapat mengeluarkan peringatan real-time (alarm) jika kondisi struktur mendekati ambang batas bahaya, memungkinkan evakuasi atau penutupan sebelum bencana.
2. Perpanjangan Umur Layanan dan Optimasi Perawatan (Lifetime Extension and Maintenance Optimization)
   Dengan data kinerja yang akurat, pemilik/pengelola dapat beralih dari perawatan terjadwal (berdasarkan waktu) ke perawatan berbasis kondisi (Condition-Based Maintenance/CBM).
3. Verifikasi Desain dan Pemahaman Perilaku Struktur (Design Verification and Structural Behavior Understanding)
   Data yang dikumpulkan SHMS memungkinkan insinyur membandingkan respons aktual struktur dengan model desain dan simulasi teoritis.
4. Penilaian Kapasitas Pasca-Bencana (Post-Disaster Capacity Assessment)
   Setelah terjadi peristiwa ekstrem seperti gempa bumi atau badai besar, data SHMS sangat penting untuk menilai tingkat kerusakan secara cepat.
5. Kepatuhan Regulasi
   Regulasi pemerintah di Indonesia yang secara spesifik mewajibkan atau mengatur tentang Structural Health Monitoring System (SHMS), khususnya untuk infrastruktur vital seperti jembatan dan terowongan.
   

Sistem SHMS bertindak layaknya sistem saraf pada struktur, di mana ia dimulai dari penempatan instrumen presisi di titik-titik kritis. Sensor-sensor canggih ini, bekerja secara simultan untuk menangkap berbagai respons fisik struktur terhadap beban dan lingkungan:

• Strain Gauge mengukur regangan material, memberikan peringatan dini terhadap kelelahan atau retak.
• Vibration (Accelerometer) memantau respons dinamik dan pergeseran, yang indikatif terhadap perubahan kekakuan struktural akibat kerusakan.
• Temperature memetakan efek termal yang dapat memicu pemuaian dan penyusutan, faktor penting dalam analisis material.
• Pressure dan Displacement mengukur gaya tekan pada elemen penahan dan deformasi geometris (misalnya, lendutan atau pergeseran) pada sambungan.

Sinyal analog yang dihasilkan oleh setiap sensor selanjutnya dialirkan ke unit Akuisisi Data (DAS) dan Data Logger. Unit ini bertugas menerjemahkan sinyal, mengamplifikasinya, dan mengubahnya menjadi data digital. Proses ini memastikan bahwa semua pengukuran dari berbagai jenis sensor — mulai dari regangan mikro hingga getaran berfrekuensi tinggi — tersinkronisasi waktunya dengan sempurna. Setelah diolah, data digital ini ditransmisikan secara berkelanjutan (melalui kabel atau jaringan nirkabel) menuju server pengolahan data pusat.

Dashboard Monitoring Dengan TMR-Instrument

Testindo membangun aplikasi monitoring berbasis web yaitu TMR-Instrumentweb, yang memvisualisasikan data-data pemantauan, aplikasi TMR-Instrumentweb memiliki fitur-fitur berikut:

• Graph curve view
• Tabular view
• Real-Time record
• Hourly summarized (Max, Averages, Min) per hour
• Daily summarized (Max, Averages, Min) per day
• Export/Download data for Reporting
• E-mail Alert

Untuk menggunakan dashboard TMR-Instrument serta penyimpanan data, TESTINDO menyediakan 2 opsi yaitu:

1. Layanan Cloud dengan user dapat berlangganan setiap tahun.
2. Layanan Onpremise yaitu seluruh sistem berada dalam 1 server client.

Kenapa Memilih Testindo sebagai Partner SHMS anda?

Kami perusahaan yang berpengalaman dalam sistem integrator, suplier data acquisition system/data logger/online monitoring, dan test & measurement products, dimana engineering kami sudah berpengalaman dalam melakukan proyek yang berkaitan dengan pemantauan jembatan seperti:

• SHMS Jembatan Lematang Palembang, Sumatera Selatan
• SHMS TOL SEDYATMO KATARAJA
• SHMS Tol Layang Ir Wiyoto Wiyono
• Desain Online Monitoring Jembatan Suramadu (Structural Health System/SHMS)
• Desain & Supply Online Monitoring Tol Bali
• Load Test Jembatan Mahkota II Samarinda – Kalimantan Timur
• Load Test Jembatan Merah Putih Ambon – Maluku
• Load Test Jembatan Kamojang – Jawa Barat
• Load Test Jembatan Kukar, Tenggarong – Kalimantan Timur
• Load Test Jembatan Tayan, Pontianak – Kalimantan Barat