Testindo – Energy Monitoring System (EMS) adalah sebuah sistem yang dibuat untuk memantau, mengukur, dan menganalisa penggunaan energi di dalam suatu bangunan atau fasilitas. Melalui sistem monitoring ini, pengelola bangunan bisa mendapatkan data penggunaan energi di semua ruangan secara real-time, di mana saja energi tersebut digunakan, dan kapan terjadi penggunaan energi yang terlalu besar.
Dengan memonitor pemakaian energi, pengelola bangunan bisa mengambil langkah yang tepat untuk menghemat biaya listrik dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Pemerintah Indonesia sendiri memberikan perhatian khusus untuk pemakaian atau konsumsi energi bangunan dan gedung. Dilansir dari antaranews.com :
Direktur Konservasi Energi Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi di Jakarta, Kamis, mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mendorong efisiensi energi di sektor bangunan. Melalui revisi Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2023 tentang Konservasi Energi, kewajiban melakukan audit energi bagi bangunan akan diperluas.
Sebelumnya, Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2009 telah mengatur mengenai kewajiban konservasi energi melalui manajemen energi. Namun, melalui revisi terbaru ini, cakupan dan persyaratan audit energi semakin diperluas.
Salah satu perubahan signifikan adalah penurunan batas konsumsi energi. Jika sebelumnya batasnya adalah 6.000 setara ton minyak per tahun, kini diturunkan menjadi 4.000 setara ton minyak per tahun.
Fungsi Utama Energy Monitoring System
Sistem monitoring ini dibuat bukan hanya melihat angka pemakaian konsumsi listrik di layar komputer. Ada beberapa fungsi utama yang membuat EMS sangat penting untuk efisiensi energi, di antaranya:
1. Pemantauan Konsumsi Energi Secara Real-Time
Salah satu fungsi utama EMS adalah memantau konsumsi energi secara real-time. Artinya, pengelola bangunan nantinya bisa melihat penggunaan energi di setiap ruangan, setiap waktu.
Pemantauan seperti ini sangat berguna untuk mengetahui kapan terjadinya puncak pemakaian energi dan bagaimana pola konsumsi energi dari waktu ke waktu.
Dengan informasi tersebut, bisa dilakukan penyesuaian untuk menghindari pemborosan, misalnya dengan menunda penggunaan alat berat ke waktu yang tidak terlalu padat.
2. Menganalisa Anomali Penggunaan Energi
Dengan EMS, pengelola bisa melakukan analisa area yang memiliki konsumsi energi berlebihan atau anomali dalam penggunaan energi. Misalnya, jika ada mesin di pabrik yang menyedot daya lebih besar dari biasanya, EMS akan memberi sinyal agar kita bisa segera memeriksa masalahnya.
Hal ini membantu untuk segera melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah atau tagihan listrik membengkak.
3. Mengoptimalkan Penggunaan Energi
Setelah mengetahui titik atau lokasi yang menyebabkan pemborosan energi, pengelola dapat mengoptimalkan penggunaan energi dengan menyesuaikan cara pengoperasian alat-alat yang ada.
Misalnya, dengan mengatur sistem pendingin udara agar tidak menyala ketika sudah tidak digunakan di luar jam kerja, dengan begitu dapat menghemat biaya listrik.
4. Pelaporan dan Analisis Data Energi
EMS juga menyediakan laporan lengkap tentang konsumsi energi. Data ini bisa digunakan untuk menganalisis tren penggunaan energi dan menentukan strategi penghematan yang lebih baik di masa depan.
Beberapa sistem EMS bahkan dapat memberikan rekomendasi otomatis tentang langkah-langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan efisiensi energi berdasarkan data yang terkumpul.
5. Meningkatkan Keberlanjutan Lingkungan
Dengan menggunakan energi secara lebih efisien, kita juga dapat mengurangi jejak karbon. EMS dapat mengurangi penggunaan energi yang tidak perlu, secara tidak langsung ikut membantu pengurangan emisi karbon dioksida (CO2).
Cara Kerja Energy Monitoring System
Energy Monitoring System (EMS) memiliki rangkaian sensor dan perangkat yang saling terintegrasi. Seperti apa cara kerja EMS dalam monitoring konsumsi energi ? berikut ini informasinya :
1. Pengumpulan Data Energi
EMS dilengkapi dengan sensor dan meteran energi yang dipasang di berbagai titik di dalam bangunan, seperti di panel listrik, peralatan HVAC (Heating, Ventilation, and Air Conditioning), dan perangkat listrik lainnya.
Semua sensor ini mengukur konsumsi listrik, gas, air, dan bentuk energi lainnya. Data dikumpulkan secara berkala, biasanya setiap beberapa menit atau detik, untuk memastikan informasi yang realtime.
2. Pengiriman Data ke Sistem Pusat
Setelah data dikumpulkan, informasi tersebut dikirimkan ke server pusat atau sistem cloud melalui jaringan komunikasi (seperti WiFi, LAN, atau jaringan IoT).
Sistem ini memungkinkan data dari berbagai sumber di dalam bangunan untuk dikonsolidasi menjadi satu pusat pemantauan.
3. Analisis Data Energi
Di dalam server pusat atau perangkat lunak EMS, data dianalisis menggunakan software khusus untuk mengetahui pola konsumsi energi, anomali, atau penggunaan yang berlebihan.
Analisis ini membantu mengidentifikasi area yang memerlukan efisiensi energi, seperti peralatan yang menggunakan energi secara tidak wajar atau operasional yang dapat dioptimalkan.
4. Visualisasi Data dan Pelaporan
EMS menampilkan data energi dalam bentuk grafik, tabel, atau dashboard interaktif yang mudah dipahami. Informasi ini dapat diakses oleh manajer energi, operator, atau pemilik bangunan melalui komputer atau perangkat seluler.
Laporan berkala bisa dihasilkan untuk menunjukkan tren penggunaan energi, penghematan yang dapat dicapai, dan area yang perlu ditingkatkan.
5. Pemberian Notifikasi dan Rekomendasi
Jika ada penggunaan energi yang melebihi batas yang telah ditetapkan atau anomali tertentu, EMS dapat mengirimkan notifikasi atau alarm kepada pengelola bangunan.
Sistem ini juga dapat memberikan rekomendasi tindakan, seperti mengurangi beban listrik pada waktu tertentu, mematikan peralatan yang tidak digunakan, atau melakukan pemeliharaan pada peralatan yang tidak efisien.
6. Kontrol Otomatis (Opsional)
Beberapa EMS juga memiliki kemampuan untuk mengontrol peralatan secara otomatis berdasarkan data yang diperoleh. Misalnya, mematikan peralatan yang tidak digunakan di luar jam kerja atau menyesuaikan suhu ruangan berdasarkan kebutuhan aktual. Ini membantu mengoptimalkan penggunaan energi tanpa memerlukan intervensi manual.
Dengan cara kerja seperti ini, Energy Monitoring System memberikan gambaran menyeluruh tentang konsumsi energi di bangunan dan membantu dalam mengidentifikasi langkahlangkah penghematan energi yang dapat dilakukan, sekaligus meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya operasional.
Bangunan yang Bisa Dipantau dengan Energy Monitoring System
EMS sangat fleksibel untuk diterapkan di berbagai jenis bangunan atau fasilitas. Beberapa jenis bangunan yang bisa memanfaatkan Energy Monitoring System, yaitu :
1. Gedung Perkantoran
Di gedung perkantoran, EMS sangat bermanfaat untuk memantau penggunaan energi dalam sistem pencahayaan, pendingin udara, komputer, dan peralatan kantor lainnya.
Dengan sistem ini, manajemen gedung dapat memprogram penggunaan listrik sesuai jam operasional, mengurangi penggunaan energi saat gedung kosong, serta memaksimalkan efisiensi penggunaan listrik di siang hari dengan memanfaatkan cahaya matahari.
2. Pabrik dan Fasilitas Industri
Dalam lingkungan industri, konsumsi energi bisa sangat besar karena penggunaan mesin-mesin berat. EMS membantu memantau penggunaan energi dari setiap mesin atau proses produksi, sehingga dapat diketahui area mana yang paling banyak mengonsumsi listrik.
3. Gedung Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas publik yang sangat bergantung pada energi untuk operasional sehari-hari, mulai dari peralatan medis, pendingin, hingga sistem pencahayaan.
Dengan EMS, pengelola rumah sakit dapat mengontrol konsumsi energi dengan baik, misalnya dengan menyesuaikan suhu ruangan di area yang tidak digunakan atau memastikan alat-alat medis dalam mode hemat energi saat tidak aktif.
4. Hotel dan Resort
Industri perhotelan juga sangat diuntungkan dengan EMS. Di hotel, konsumsi energi untuk pendingin udara, pencahayaan, dan fasilitas lainnya bisa sangat tinggi.
EMS memungkinkan pengelola untuk mengatur penggunaan listrik di kamar tamu, area umum, serta fasilitas lain, sehingga lebih hemat dan ramah lingkungan.
5. Pusat Perbelanjaan dan Toko Ritel
Pusat perbelanjaan dan toko ritel biasanya memiliki banyak lampu dan sistem pendingin yang beroperasi terus-menerus.
EMS memungkinkan manajemen untuk menyesuaikan penggunaan listrik berdasarkan jumlah pengunjung atau jam operasional, sehingga biaya listrik bisa lebih terjangkau.
6. Bangunan Pendidikan seperti Sekolah dan Universitas
Di institusi pendidikan, EMS bisa digunakan untuk memantau penggunaan listrik di ruang kelas, laboratorium, dan fasilitas lainnya. Penggunaan energi yang lebih efisien tidak hanya menghemat biaya operasional, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran siswa dan staf mengenai pentingnya efisiensi energi.
7. Bangunan Pemerintahan
Gedung pemerintahan juga dapat mengadopsi EMS untuk memastikan penggunaan energi yang efisien. Dengan mengelola energi secara lebih baik, anggaran yang dihabiskan untuk listrik dapat dialokasikan untuk kebutuhan lain yang lebih mendesak.
8. Rumah Tinggal
Tak hanya bangunan besar, rumah tinggal juga bisa memanfaatkan EMS untuk memantau konsumsi energi sehari-hari. Dengan memanfaatkan EMS, pemilik rumah dapat mengetahui seberapa besar konsumsi listrik dari berbagai peralatan elektronik di rumah, sehingga bisa membuat pengaturan yang lebih hemat.
Penerapan Energy Monitoring System menjadi solusi penting dalam mengelola konsumsi energi secara efisien dan efektif. Pemilik atau pengelola bangunan tidak hanya menghemat biaya maintenance, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga lingkungan.
Jika Anda membutuhkan layanan instalasi Energy Monitoring System di bangunan atau gedung Anda, Testindo siap membantu. Informasi pemesanan dan pertanyaan mengenai layanan EMS silahkan hubungi kami melalui :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini