Testindo – Taxiway atau landasan pacu bandara selalu dipenuhi kendaraan operasional yang lalu lalang setiap hari untuk mendukung kelancaran aktivitas penerbangan. Sehingga dapat mempengerahui kondisi landasan, mulai dari aspal jalanan yang berlubang serta terjadinya fenomena lendutan.
Jika aspal yang berlubang mungkin sudah tidak aneh lagi, tapi bagaiamana dengan fenomena lendutan ? seberapa besar pengaruhnya untuk kemanan landasan pacu bandara ?
Inilah Bahaya Fenomena Lendutan di Taxiway Bandara
Fenomena lendutan di taxiway bandara mengacu pada kondisi di mana permukaan perkerasan taxiway mengalami penurunan atau deformasi akibat beban berulang dari pesawat dan kendaraan operasional lainnya.
Lendutan ini dapat menyebabkan permukaan landasan menjadi tidak rata, sehingga membahayakan pesawat dan kendaraan yang melintas serta mengganggu kelancaran operasional bandara.
Lendutan pada taxiway bandara merupakan salah satu indikator kerusakan pada perkerasan. Ketika taxiway mengalami lendutan, ada beberapa potensi bahaya yang perlu diwaspadai:
Mengganggu Kendali Pesawat
Lendutan menunjukkan adanya deformasi atau keausan pada struktur perkerasan. Permukaan taxiway yang tidak rata dapat menyebabkan pesawat mengalami masalah saat bermanuver, seperti ketidakstabilan pada proses taxiing, pengereman yang tidak optimal, dan kesulitan dalam menjaga kendali pesawat. Kondisi ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan, terutama saat pesawat bergerak dengan kecepatan tinggi di darat.
Kerusakan pada Ban dan Sistem Roda Pesawat
Permukaan taxiway yang bergelombang akibat lendutan bisa menghasilkan tekanan berlebih pada ban dan sistem roda pesawat. Goncangan yang tidak merata dapat menyebabkan keausan prematur, kerusakan pada ban, dan bahkan kegagalan mekanis yang pada akhirnya mengganggu operasi dan meningkatkan biaya perawatan.
Percepatan Proses Degradasi Perkerasan
Lendutan sering kali menjadi tanda bahwa struktur perkerasan telah melewati batas elastisitasnya dan mulai menunjukkan kelelahan material. Hal ini meningkatkan risiko kerusakan lebih lanjut seperti retakan yang semakin membesar dan penurunan kekuatan struktural. Jika tidak segera ditangani, kondisi ini bisa berujung pada kegagalan struktural total dari taxiway, sehingga memaksa penutupan sementara fasilitas yang sangat vital bagi kelancaran operasi bandara.
Gangguan Operasional dan Keterlambatan Penerbangan
Kondisi taxiway yang tidak stabil mengharuskan pihak bandara untuk melakukan inspeksi dan perbaikan secara mendadak, yang berpotensi menyebabkan penundaan penerbangan sehingga sangat berdampak pada jadwal keberangkatan dan kedatangan.
Risiko Peningkatan Beban pada Fasilitas Pendukung
Ketika taxiway mengalami lendutan, beban yang bekerja pada keseluruhan infrastruktur bandara seperti area parkir pesawat (apron) dan sistem drainase pun bisa terganggu. Hal ini dapat menyebabkan sistem pendukung tidak berfungsi secara maksimal, sehingga memperburuk keseluruhan kinerja infrastruktur bandara.
Lendutan pada taxiway bukan hanya masalah yang menggangu estetika, tapi juga menjadi sinyal peringatan bahwa struktur perkerasan sedang mengalami kerusakan yang bisa berdampak langsung pada keselamatan penumpang di dalam peswater dan tim lapangan yang sedang bertugas.
Dilansir dari Kompas.com, Beberapa waktu lalu tepatnya pada Kamis (10/4/2025) pesawat Lion Air rute Jambi-Jakarta terpaksa batal terbang akibat kejadian tak biasa di Bandara Sultan Thaha, Jambi. Bukan karena gangguan teknis pada pesawat, melainkan kondisi landasan pacu yang mengalami masalah akibat suhu panas ekstrem.
Pihak bandara menyebutkan bahwa ban pesawat lengket di landasan pacu, bukan karena amblas atau rusaknya struktur utama bandara.
General Manager Bandara Sultan Thaha Jambi, Ardon Marbun, menjelaskan bahwa peristiwa ini dipicu oleh fenomena lendut atau lendutan.
Fenomena ini terjadi ketika suhu tinggi menyebabkan aspal landasan mengalami pelunakan dan cekungan kecil akibat tekanan berat pesawat.
Pavement Monitoring System, Solusi Masalah Lendutan pada Taxiway Bandara
Sebelum kondisi landasan taxiway semakin parah akibat fenomena lendutan ini, sebaiknya dilakukan evaluasi perkerasan aspal jalan atau yang disebut “Pavement Monitoring System”. Proses pemantauan dan evaluasi ini menggunakan beberapa sensor khusus untuk monitoring setiap lapisan tanah pada taxiway bandara.
Layanan Pavement Monitoring System, Klik Disini >
Tindakan evaluasi ini masuk ke dalam kategori non destructive test atau tanpa merusak objek yang diuji. Beberapa metode yang digunakan diantaranya :
1. Ground Penetration Radar (GPR)
2. SounDAR
3. Pavement Thickness Measurement
4. Drone/UAS Sensing & Measurement
- Electro-optical, High–Definition Camera
- Infrared Camera
- LIDAR (including Simultaneous Localization and Mapping)
5. Advanced 3D Measurement Technologies
6. Pavement Deterioration & Defect Detection
Jika Anda tertarik dan ingin tahu lebih detail informasi mengenai Pavement Monitoring System ini silahkan baca di sini : Layanan Pavement Monitoring System
Nantinya data yang dihasilkan dari monitoring perkerasan jalan ini bisa digunakan sebagai acuan untuk menentukan apakah landasan harus dilakukan perbaikan total atau tidak.
Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan Pavement Monitoring System untuk taxiway bandara. Selain itu, kami juga melayani monitoring untuk konstruksi jalanan, jembatan flover, dermaga pelabuhan dan lainnya.
Informasi pemesanan dan konsultasi terkait Pavement Monitoring System ini, silahkan hubungi kami :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini