Testindo – Beton merupakan jenis material yang paling banyak digunakan untuk konstruksi karena kuat, tahan lama, dan bisa diaplikasikan untuk berbagai jenis bangunan. Namun layaknya material konstruksi lainnya, beton juga bisa rusak jika terkena beban terlalu berat, perubahan suhu yang ekstrem, atau reaksi kimia.
Karena itu, sangat penting untuk menganalisa kualitas dan ketahanan beton secara berkala. Bukan hanya untuk beton baru saja, pengujian juga penting dilakukan pada beton bangunan eksisting atau bangunan yang sudah berdiri beberapa tahun.
Apa saja metode pengujian yang bisa dilakukan ? bagaimana cara menguji beton pada bangunan eksisting ? berikut ini informasi lengkapnya.
Metode Pengujian Kualitas Beton
1. FieldCured Cylinders
Metode ini dilakukan dengan mencetak dan mengondisikan sampel beton di lapangan. Setelah itu, sampel diuji kekuatan tekan pada waktu tertentu, biasanya setelah tiga hari atau lebih.
Pengujian ini sangat akurat untuk menguji kekuatan beton di lapangan, namun butuh waktu untuk mengunggu proses curing sampai benar-benar selesai sebelum bisa diuji.
2. Rebound Hammer (Schmidt Hammer)
Cara kerjanya bisa dibilang sangat sederhana. Hammer test beton ini menggunakan alat berupa palu pegas dipakai yang dipukul pada permukaan beton. Pantulan palu inilah yang menjadi indikator kekuatan beton.
Pengujian rebound hammer ini sangat praktis dan cepat pada beton eksisting, tapi pastikan permukaan beton yang diuji benar-benar bersih dan halus agar hasil pengujiannya lebih akurat.
3. Ultrasonic Pulse Velocity
Metode ini menggunakan gelombang ultrasonik yang dipancarkan ke dalam beton. Kecepatan rambatan gelombang di dalam beton menjadi penilaian kualitas beton nantinya. Pengujian ini tidak merusak bagian beton (non destructive test) sehingga beton tetap bisa digunakan pasca pengujian dilakukan.
Saat pengujian UPV, pastikan permukaan beton tidak basah sehingga proses rambatan gelombang ultrasonik tidak terganggu.
4. Pullout Test
Dalam metode ini, batang logam yang tertanam di beton ditarik keluar. Besaran gaya yang dibutuhkan untuk menariknya menjadi indikator kekuatan beton. Pengujian ini bisa digunakan untuk beton pada struktur baru ataupun lama.
Metode Pengujian Kekentalan Beton
Selain kekuatan, tingkat kekentalan pada beton juga sangat penting, khususnya pada beton yang baru selesai dicampur. Berikut ini metode untuk menguji kekentalan beton :
1. Slump Test
Tes ini pakai cetakan berbentuk kerucut. Setelah beton dituang ke cetakan, dilihat seberapa tinggi beton “merosot.” Ketinggian beton menunjukkan tingkat kekentalannya. Hasil dari pengujian ini ditentukan dari jenis agregat dan juga kadar airnya.
2. Flow Table Test
Metode ini cocok buat beton yang super cair. Beton ditaruh di atas meja alir, lalu dihitung seberapa jauh beton menyebar. Pengujian ini sangat idel untuk beton yang sangat encer.
Pengujian untuk Mendeteksi Cacat atau Kerusakan Beton
Selain menguji tingkat kekentalan dan juga mutu beton, ada juga metode yang digunakan untuk menganalisa cacat atau kerusakan pada beton, yaitu :
1. Ultrasonic Pulse Velocity
Selain mengukur kekuatan, metode ini juga bisa digunakan untuk menganalisa kerusakan atau cacat seperti retakan atau rongga di dalam beton.
2. Radiographic Testing
Pengujian ini menggunakan teknologi sinarX atau sinar gamma untuk memindai (scan) bagian dalam beton. Jika ada retakan maka akan terdeteksi dan bisa dilihat melalui gambar yang dihasilkan. Pengujian ini sangat detail dan akurat untuk mendeteksi kerusakan yang tidak terlihat, namun dibutuhkan tim yang berpengalaman dan bersertifikasi.
3. Penetration Resistance Test
Dalam metode ini, probe logam ditembakkan ke beton. Gaya yang dibutuhkan buat menembus beton menjadi parameter untuk pengukuran kekuatan dan mendeteksi cacat di permukaan.
Pengujian beton memiliki peran penting untuk memastikan struktur tetap kuat dan aman. Setiap metode punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi, pilihlah metode yang sesuai dengan kebutuhan pada konstruksi atau proyek.
4. Core Drill Beton
Metode pengujian yang juga disebut coring beton ini masuk ke dalam kategori destructive test atau merusak, karena harus melubangi atau mengebor sedikit bagian beton untuk dijadikan sampel yang akan dibawa ke laboratorium sipil untuk diuji.
Dari sekian banyak pengujian, Anda bisa menggunakan salah satunya, atau Anda juga bisa melakukan kombinasi beberapa metode pengujian untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Testindo sebagai perusahaan testing & monitoring solution menyediakan layanan pengujian beton dan Audit Struktur Bangunan di seluruh Indonesia. Informasi lebih lanjut terkait layanan ini, silahkan hubungi kami melalui :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini