sensor pada stasiun cuaca otomatis

Testindo Stasiun cuaca otomatis (Automatic Weather Station) terintegrasi dengan berbagai jenis sensor untuk memantau kondisi atmosfer dan berbagai parameter cuaca secara real-time, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, kecepatan angin, arah angin, dan curah hujan. Setiap sensor memiliki fungsi tersendiri untuk mengumpulkan data yang nantinya akan digunakan untuk berbagai sektor industri dan prakiraan cuaca.

Melalui montioring cuaca berbasis sensor ini, proses pengukuran menjadi lebih cepat, konsisten, dan minim kesalahan manusia. Nah, untuk mengetahui apa saja macam macam sensor yang ada pada sebuah stasiun cuaca otomatis dan bagiamana cara kerjanya, silahkan lanjut baca.

Macam Macam Sensor pada Stasiun Cuaca Otomatis

1. Sensor Suhu (Temperature Sensor)

Sensor ini biasanya menggunakan thermistor atau platinum resistance thermometer (PRT) untuk mengukur suhu udara. Sensor ini ditempatkan di dalam radiation shield agar terlindung dari panas langsung sinar matahari dan hujan. Tujuannya? Supaya hasil pengukuran benar-benar mencerminkan suhu udara sekitar, bukan panas yang dipantulkan benda di sekitarnya.

Bayangkan kalau sensor ini dibiarkan terkena matahari langsung, bisa-bisa data yang terekam menunjukkan suhu “ala oven” padahal udara sekitar biasa saja.

2. Sensor Kelembaban (Humidity Sensor)

Sensor kelembaban, atau hygrometer, berfungsi untuk mengukur kadar uap air di udara. Teknologi yang digunakan yaitu capacitive humidity sensor yang mendeteksi perubahan kapasitansi akibat kelembaban. Data kelembaban ini sangat penting untuk menghitung tingkat kenyamanan udara, potensi hujan, dan bahkan risiko penyebaran penyakit tertentu.

Di dunia pertanian, kelembaban udara membantu menentukan kapan waktu terbaik untuk penyemprotan pestisida atau irigasi. Jadi, sensor ini bisa dibilang sebagai “asisten pribadi” untuk petani dan peneliti cuaca.

3. Sensor Tekanan Udara (Barometer)

Perubahan tekanan udara sering menjadi tanda datangnya hujan atau badai. Sensor barometer di stasiun cuaca otomatis biasanya menggunakan teknologi strain gauge atau piezoelectric untuk mengukur tekanan atmosfer secara presisi.

Jika tekanan udara turun drastis, itu artinya cuaca buruk sedang mengintai. Itulah sebabnya, data dari barometer menjadi salah satu indikator utama dalam prakiraan cuaca.

4. Sensor Kecepatan Angin (Anemometer)

Kecepatan angin diukur menggunakan cup anemometer atau ultrasonic anemometer. Cup anemometer punya tiga atau empat mangkuk kecil yang berputar saat tertiup angin, sementara ultrasonic anemometer menggunakan gelombang ultrasonik untuk menghitung kecepatan angin tanpa ada bagian bergerak.

Baca Juga :  Stasiun Cuaca Otomatis (Automatic Weather Station)

Data kecepatan angin ini sangat vital, terutama di pelabuhan, bandara, dan lokasi proyek konstruksi tinggi. Satu hembusan angin kencang bisa jadi perbedaan antara aman dan berisiko.

5. Sensor Arah Angin (Wind Vane)

Bentuknya seperti panah atau sirip yang selalu mengarah mengikuti hembusan angin. Data arah angin membantu memahami pola cuaca dan distribusi polutan di udara.

Sering kali sensor ini dipasangkan langsung dengan anemometer sehingga bisa mengukur kecepatan dan arah angin dalam satu unit.

6. Sensor Curah Hujan (Rain Gauge)

Jenis yang paling umum adalah tipping bucket rain gauge. Air hujan masuk ke corong, mengisi wadah kecil, lalu setiap kali wadah penuh, ia akan “mengguling” dan menghitung jumlah hujan yang jatuh.

Sensor ini bisa memberikan data intensitas hujan per menit atau per jam, yang sangat penting untuk peringatan dini banjir atau analisis iklim.

7. Sensor Radiasi Matahari (Solar Radiation Sensor)

Bagi yang sering mengelola panel surya atau bekerja di bidang pertanian, data radiasi matahari itu punya peran yang sangat penting. Sensor ini mengukur intensitas cahaya matahari yang mencapai permukaan bumi. Teknologinya biasanya berbasis pyranometer.

Data ini juga digunakan untuk menghitung evapotranspirasi atau jumlah air yang menguap dari tanah dan tanaman.

8. Sensor Tambahan Lainnya

Selain sensor utama di atas, stasiun cuaca otomatis juga bisa dilengkapi:

Sensor UV → untuk mengukur intensitas sinar ultraviolet.

Sensor visibilitas → untuk memantau jarak pandang, berguna di bandara atau laut.

Sensor suhu tanah → penting untuk pertanian dan studi lingkungan.

Stasiun cuaca otomatis bukan hanya digunakan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika), tapi juga digunakan oleh berbagai sektor industri seperti pertambangan, penerbangan, pertanian, bahkan beberapa prasarana olahraga seperti stadion dan gelanggan olahraga.

stasiun cuaca otomatis

Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan pemasangan stasiun cuaca otomatis atau automatic weather station di berbagai tempat di seluruh Indonesia. Informasi pemesanan dan pertanyaan silahkan hubungi kami :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini