bangunan yang ambruk saat gempa cianjur

Gempa bumi berkekuatan magnitude 5,6 di Kabupaten Cianjur membuat banyak bangunan ambruk, efeknya tidak sedikit warga yang mengalami luka-luka hingga tewas akibat tertimbun reruntuhan. Setidaknya ada ribuan rumah yang ambruk saat gempa yang terjadi secara mendadak, sehingga banyak orang yang tidak sempat menyelamatkan diri.

Dilansir dari bisniscom, Iswandi Imran selakuk Ketua Umum Himpunan Ahli Konstruksi (HAKI) melihat ternyata masih banyak pola bangunan yang sangat rentan terhadap goncangan gempa.

“Saya lihat kalau dari pola-polanya kebanyakan yang runtuh itu yang un-confined atau confined tapi tidak sempurna. Itu yang banyak runtuh kemarin akibat gempa di Cianjur,” kata Iswandi saat dihubungi, Selasa (22/11/2022).

Dia menerangkan, bangunan yang kokoh terhadap goncangan gempa misalnya yaitu tipe confined masonry artinya sistem bangunan di mana dinding diberi elemen pengikat atau dikekang di keempat sisi secara konsisten.

Dengan begitu, bangunan tidak terlalu lemah jika terkena goncangan. Tak hanya itu, area pengikatnya pun tidak boleh lebih dari 9 meter persegi. Artinya, setiap 3 meter panjang dan 3 meter tinggi harus ada balok dan kolom pengikat.

“Selama itu dikerjakan secara konsisten, maka bangunan akan memiliki perilaku yang lebih baik bisa survive,” ujarnya.

Menurutnya, bangunan akan semakin kokoh jika massa atap tergolong ringan, sehingga massa yang bekerja pun ringan. Contoh atap ber-massa ringan misalnya, atap dengan seng atau metal sheet yang lebih ringan dibandingkan genteng beton.

“Nah jadi kalau dia ringan, gaya inersia yang terpicu saat ada goncangan itu menjadi kecil, sehingga struktur juga mampu menahan efek goncanagan,” ujarnya.

Sementara itu, dari berbagai foto pascabencana gempa Cianjur yang tersebar, menunjukkan bangunan yang dibangun dari dinding bata, disusul kayu pada bagian atas, dan atap genteng. Runtuhnya bangunan disebabkan dinding bata yang pengikatnya tidak kuat atau un-confined.

“Kita bisa lihat contoh foto yang ada ada bangunan dindingnya sampai jebol, itu karena pengikatnya kurang, nggak ada pemegang, jadi kalau ada goncangan ya dia ambrol,” jelasnya.

Lebih lanjut, dia menegaskan struktur bangunan tahan gempa perlu memiliki satu kesatuan yang kokoh mulai dari dinding yang memiliki tied element kuat mencakup kolom dan balok.

Jika ada opening atau lubang, maka harus diikat dengan konsisten sehingga tidak ada pelemahan pada sistem strukturnya. Dengan begitu, bangunan dapat bekerja sebagai satu kesatuan dan tidak ada transfer gaya yang terputus.

“Selain itu juga untuk massa seperti pada atap, sebaiknya ringan, karena semakin berat itu semakin memancing gaya inersial pada saat ada goncangan,” ujarnya.

Untuk itu, dalam pembangunan rumah layak huni, Iswandi mengimbau untuk mengerjakan berdasarkan guideline dari pemerintah dalam hal ini Kementerian PUPR. Pasalnya, pemerintah telah memberikan acuan terkait bangunan rumah tahan gempa.

“Itu tinggal diikuti saja pendomannya, bisa dijadikan acuan untuk membangun rumah, tinggal diikuti dan itu sudah cukup baik kalau diikuti secara konsisten,” paparnya.

sumber: bisnis.com