Testindo Belakangan ini sedang ramai isu gempa megathrust, konon kabarnya menimbulkan guncangan yang cukup besar di beberapa wilayah, bahkan dapat menyebabkan tsunami. Ini bukan berita halu atau cuma isu belaka, tapi ini ancaman nyata yang belum bisa diprediksi kapan waktunya.

Plt Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan bahwa saat ini BMKG sedang melakukan diskusi dengan para pakar untuk menyiapkan teknologi peringatan dini gempa dan tsunami. Menurut Dwikorita, sebenarnya Indonesia sudah punya sistem peringatan dini yaitu InaTEWS, namun harus ditingkatkan kualitasnya agar informasi gempa yang disampaikan lebih baik.

Gempa megahtrus itu sendiri merupakan jenis gempa yang terjadi di zona subduksi, artinya terjadi di wilayah yang terdapat satu lempeng tekntonik yang begerak di bawah lempeng lainnya.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanif, menjelaskan bahwa siklus gempa megathrust di segmen Selat Sunda terjadi setiap 400 tahun. Dengan penghitungan pergerakan 6 cm per tahun, maka pergerakannya dalam 400 tahun mencapai 24 meter.

“Kalau energinya dilepas sekaligus kami dapatnya kekuatan gempanya bisa M 8,8 kalau satu segmen Selat Sunda saja. Tapi kalau segmennya di seluruh Jawa bisa M 9,0 atau mirip dengan gempa Aceh dan Jepang,” begitu kata Nuraini dikutip dari CNBC Indonesia.

Menganalisa Getaran Seismik di Wilayah Rawan Gempa

Mengapa gempa megathrust sangat berbahaya ? bayangkan saja, tekanan besar yang terkumpul selama bertahun-tahun akhirnya terlepas sehingga menimbulkan gempa dengan kekuatan yang sangat dahsyat. Karena mengeluarkan energi yang besar, gempa megathrust dapat memicu tsunami dan menyebabkan kerusakan yang sangat luas.

Sebagai bentuk mitigasi gempa megathrust, maka perlu dilakukan analisa mendalam di wilayah atau zona rawan gempa menggunakan sensor seismik atau geophone. Dengan sensor ini, bisa diukur dan dianalisa aktivitas seismik yang terjadi jauh di bawah permukaan bumi serta memahami setiap pola pergerakan lempeng.

Prinsip kerja dari sensor seismik ini yaitu mengukur setiap getaran pada kerak bumi. Getaran ini menghasilkan 2 jenis gelombang yaitu Gelombang Primer (P), Gelombang Sekunder (S) dan Gelombang Surface.

Baca Juga :  Peneliti Ini Sudah Memprediksi Gempa Turki Sebelumnya

Kebanyakan sensor seismik masih menggunakan kabel, sehingga membutuhkan kabel yang cukup panjang untuk setiap proses pengukuran. Sebenarnya, memang agak merepotkan karena harus tarik ulur kabel, apalagi jika medan atau lokasinya cukup curam dan berbahaya.

Testindo sendiri menyediakan solusi pengukuran getaran sesimik menggunakan Sensor Seismik Wireless SmartSolo. Sensor ini menggunakan teknologi wireless untuk merekam dan mengirim data menggunakan teknologi wireless.

pic: SmartSolo

Bobot sensor ini cukup ringan sehingga mudah dibawa kemanapun. Selain itu, sensor SmartSolo juga dirancang mampu bertahan di segala medan dan cuaca seperti di dekat jurang, di padang pasir, lokasi bersalju dan tempat lainnya. Walaupun lokasinya tidak rata dan suhunya cukup ekstrim, sensor ini tetap dapat melakukan pengukuran secara akurat.

Untuk proses pembacaan datanya, sensor SmartSolo sudah dilengkapi software dengan interface yang user-firendly sehingga data hasil pengukuran mudah untuk dianalisa dan dipahami.

Pengukuran aktivitas seismik sangat penting untuk negara yang cukup sering dilanda gempa bumi seperti Indonesia, karena memang letaknya yang berada di Cincin Api Pasifik, salah satu jalur paling aktif secara tektonik di dunia.

Melalui pemantauan dan pengukuran aktivitas seismik ini maka bisa dilakukan pemetaan zona rawan gempa dan juga sebagai bentuk mitigasi untuk mengeluarkan peringatan dini sebelum terjadinya gempa besar. Analisa getaran seismik ini juga bisa digunakan untuk mempelajari aktivitas tektonik dan digunakan sebagai data pendukung untuk membuat bangunan tahan gempa.

Sensor Seismik Wireless SmartSolo ini sangat cocok digunakan oleh Lembaga Riset dan Penelitian, Badan Penanggulangan Bencana Alam, dan juga Konsultan Geoteknik.

sensor geophone

Selain menyediakan Sensor Seismik SmartSolo, Testindo juga menyediakan layanan pemasangan sistem peringatan dini gempa bumi untuk berbagai jenis gedung seperti Gedung Perkantoran, Rumah Sakit, Apartemen, Hotel dan lainnya.

Informasi pemesanan dan pertanyaan silahkan hubungi :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini