resistivitas tanah

Resistivitas tanah adalah seberapa besar kekuatan tanah untuk menahan dan menerima arus listrik

Testindo Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami berbagai macam proses pelapukan oleh alam. Selain menyimpan kekayaan sumber daya alam, tanah juga dapat menjadi jalur aman untuk mengalirkan listrik dan juga sambaran petir sehingga aman bagi manusia.

Maka dari itu, ketika melakukan instalasi listrik dan juga penangkal petir dilakukan pemasangan kabel grounding yang dipasang di dalam tanah. Tujuannya untuk mengirim arus listrik ke dalam tanah ketika terjadi korsleting dan juga saat terkena sambaran petir, sehingga penghuni rumah atau bangunan tetap aman.

Lalu, bagaimana cara untuk mengetahui seberapa kuat tanah di suatu lokasi untuk menahan aliran listrik ? jawabannya dengan mengenal dan mempelajari Resistivitas Tanah.

Mengenal Resistivitas Tanah

Dalam ilmu kelisitrikan, tanah dapat berfungsi sebagai jalur Grounding untuk menghantar arus listrik ke dalam bumi, untuk mengetahui tanah tersebut cocok atau tidak dijadikan jalur grounding maka harus diukur resistivitasnya.

Resistivitas adalah ukuran seberapa besar tanah dapat menerima dan juga menahan aliran arus listrik yang diterima. Jika tanah memiliki resistivitas yang tinggi berarti susah untuk menghantarkan arus listrik. Sedangkan tanah dengan resistivitas rendah bisa menghantarkan arus dengan mudah sehingga arus listrik bisa mengalir ke dalam bumi dengan lancar.

Dengan mempelajari dan memahami tingkat resistivitas tanah ini maka bisa ditentukan lokasi yang tepat untuk merancang penempatan grounding bangunan. Tanah yang dipilih untuk lokasi grounding tentunya harus yang resistivitas-nya rendah, tapi sayangnya tanah dengan resistivitas yang rendah memiliki korosivitas yang tinggi.

Faktor yang Mempengaruhi Resistivitas Tanah

Sebarapa kuat tanah dalam menerima aliran listrik (resistivitas) tentunya dipengaruhi oleh berbagai macam faktor, diantaranya :

Jenis Tanah

Setiap tanah memiliki jenis yang berbeda, pada tanah berpasir tingkat kelembabannya cukup rendah karena tidak bisa menahan kelembaban dalam jangka panjang, sedangankan tanah berbatu seperti abu vulkanik tidak memiliki kelembaban sehingga termasuk jenis tanah dengan konduktivitas yang sangat buruk.

Sedangkan untuk tanah yang memiliki kandungan organik tinggi memiliki tingkat kelembaban yang cukup tinggi sehingga mampu berperan sebagai konduktor yang baik untuk menghantarkan arus listrik.

Kelembaban

Tingkat kelembaban pada tanah dapat memberikan pengaruh yang cukup besar pada resistivitas tanah. Jika kelembabannya tinggi maka resisitivitas tanah rendah sehingga konduktivitas tanah akan semakin meningkat.

Suhu

Kondisi suhu di suatu lokasi juga berpengaruh terhadap resistivitas tanah, apalagi jika suhunya sangat dingin di bawah titik beku. Resistivitas tanah dapat menurun drastis jika kondisi air tanah berada di bawah titik beku.

Kedalaman

Setiap lapisan tanah memiliki nilai resistivitas yang berbeda-beda, semakin dalam tentunya akan semakin berbeda, karena setiap kedalaman tingkat suhu, kelembaban dan jenis tanahnya semakin berubah.

Kandungan dan Kontaminan

Hal lain yang juga ikut mempengaruhi resistivitas tanah yaitu kandungan yang ada di dalam tanah. Selain itu, pengaruh dari luar yang mengontaminasi tanah juga ikut berperan terhadap resistivitas tanah.

Pengujian Resistivitas Tanah

Pengujian resistivitas tanah penting dilakukan untuk membuat rancangan sistem grounding. Pengujian ini mengukur seberapa mudah tanah dapat menghantarkan arus listrik, yang diukur dengan satuan ohm (Ω). Semakin rendah nilai resistivitas, semakin mudah tanah menghantarkan arus.

geolistrik

Aktivitas untuk menganalisa besaran resistivitas tanah disebut Geolistrik, yaitu sebuah metode geofisika yang memanfaatkan sifat konduktivitas listrik batuan dan tanah untuk mempelajari struktur bawah permukaan. Berikut beberapa jenis pengujian geolistrik yang umum digunakan:

Baca Juga :  Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Hasil Uji Sondir

1. Metode Wenner 4-Pin

Metode ini yang paling umum dan paling mudah dilakukan dengan memanfaatkan 4 elektroda yang ditancapkan ke tanah dengan jarak yang sama. Selanjutnya, mengukur resistivitas tanah pada kedalaman rata-rata setengah dari jarak antar elektroda. Pengujian ini sangat cocok untuk survei awal dan pengujian di area yang luas.

2. Metode Schlumberger

Metode ini terbilang lebih akurat daripada metode Wenner untuk pengukuran pada kedalaman yang lebih dalam. Pengujian ini dilakukan dengan memanfaatkan 3 elektroda: 1 elektroda potensial dan 2 elektroda bantu sangat efektif untuk mengukur resistivitas tanah pada berbagai kedalaman, sangat cocok untuk investigasi geologi dan hidrologi.

3. Metode Vertical Electrical Sounding (VES)

Metode ini sangat akurat untuk menentukan profil resistivitas tanah secara vertikal. Dengan memanfaatkan banyak elektroda dengan jarak antar elektroda yang semakin lebar. Melalui metode ini dapat memberikan gambaran detail tentang variasi resistivitas tanah pada kedalaman yang berbeda, pengujian ini cocok untuk studi geologi yang kompleks dan desain sistem pentanahan (grounding) yang rumit.


Jasa Survey Geolistrik, Klik Disini >>


Manfaat Pengujian Geolistrik dalam Menentukan Resistivitas Tanah

Menentukan resistivitas tanah dengan geolistrik punya banyak sekali manfaat, mulai dari pencarian air bawah tanah hingga pemantauan pencemaran lingkungan. Kira-kira apalagi manfaatnya ?

1. Menentukan Struktur Geologi

Perbedaan nilai resistivitas tanah mencerminkan variasi komposisi batuan dan mineral di bawah permukaan.
Lapisan batuan dengan resistivitas tinggi, seperti batuan beku, umumnya lebih keras dan padat dibandingkan batuan dengan resistivitas rendah, seperti batuan sedimen.

Dengan menganalisis data resistivitas, para ahli geolistrik dapat memetakan struktur geologi bawah permukaan, termasuk formasi batuan, patahan, dan zona alterasi.

2. Mencari Cadangan Air Bawah Tanah

Air bawah tanah umumnya memiliki resistivitas yang lebih rendah dibandingkan tanah kering atau batuan.
Dengan memetakan variasi resistivitas tanah, para ahli dapat mengidentifikasi potensi akuifer (lapisan batuan yang mengandung air) dan memperkirakan kedalaman dan kualitas airnya. Informasi ini sangat penting untuk eksplorasi air bawah tanah dan pengelolaan sumber daya air.

3. Menemukan Mineral dan Bijih Logam

Endapan mineral tertentu, seperti bijih logam, memiliki karakteristik resistivitas yang berbeda dari batuan sekitarnya. Pengukuran resistivitas dapat membantu para ahli geologi dalam menemukan tingkat kandungan mineral tersembunyi dan memperkirakan potensi yang bisa dihasilkan.

4. Memantau Pencemaran Tanah dan Air

Berbagai macam pencemaran atau kontaminasi di tanah dan air dapat mengubah nilai resistivitas tanah. Dengan melakukan pemantauan resistivitas tanah dari waktu ke waktu dapat membantu melacak penyebaran pencemaran atau kontaminan di dalam air tanah.

5. Menentukan Stabilitas Tanah

Resistivitas tanah dapat digunakan untuk menilai stabilitas lereng dan potensi terjadinya tanah longsor. Penurunan nilai resistivitas di area tertentu mungkin menunjukkan adanya rongga atau kelemahan di tanah yang dapat menyebabkan longsor.

Layanan Geolistrik Testindo

Tingginya kebutuhan geolistrik di berbagai wilayah atau daerah, Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan pengujian Geolistrik. Kami memiliki tim ahli dan berpengalaman yang siap melakukan pengerjaan Geolistrik di Seluruh Indonesia.

Pengerjaan Survey Geolistrik oleh Tim dari Testindo

Jasa Survey Geolistrik, Klik Disini >>


Jika Anda berminat untuk melakukan survey geolistrik atau ingin konsultasi lebih dulu, jangan sungkan untuk menghubungi kami melalui :

Fitur live chat di pojok kanan bawah website ini