Testindo Pengujian Liquid Penetrant Test atau dikenal juga dengan sebutan Dye Penetrant Test (DP Test) merupakan metode pengujian NDT yang paling umum digunakan untuk inspeksi berbagai jenis material dan hasil las. Pengujian penetrant test terbukti sangat efektif untuk menemukan cacat atau kerusakan kecil pada material yang tidak bisa terlihat secara kasat mata.

Bukan itu saja, pengujiannya juga cukup mudah, hanya menggunakan cairan penetrant, pengembang, pembersih (cleaner) dan kain lap untuk membersihkan cairan penetrant setelah pengujian. Metode ini sering digunakan karena biayanya cukup terjangkau, cepat dan tidak membutuhkan banyak peralatan untuk pengujian.

Histori Metode Penetrant Test

Dari sekian banyak metode Non Destructive Test (NDT), penetrant test merupakan metode yang paling tua. Awalnya metode ini digunakan di bengkel perawatan rel kereta api. Saat itu ketika sedang melakukan perawatan, terlihat beberapa bagian yang dilapisi minyak akan mengeluarkan minyak tersebut dari bagian yang retak setelah pertama kali dibersihkan dengan kain lap.

Kemudian dilakukan pengujian lanjutan yang disebut “oil and whiting” karena menggunakan oli bekas dan bubuk kapur putih. Bagian komponen direndam oli, kemudian bagian permukaan dibersihkan menggunakan kain lap yang sudah dibasahi minyak tanah.

Selanjutnya, bagian yang sudah dibersihkan langsung dilapisi bubuk kapur dan alkohol (kapur putih). Setelah beberaap saat, minyak yang terperangkap di dalam retakan atau dikontinuitas permukaan akan merembes keluar sehingga menimbulkan noda pada lapisan kapur dan menjadi indikasi cacat yang bisa dilihat.

Namun sekitar tahun 1930-an, metode Penetrant Test ini mulai tergeser oleh Magnetic Test yang mulai banyak digunakan oleh berbagai sektor industri yang memakai aluminum, mangenisum dan logam lainnya sebagai bahan baku untuk pembuatan berbagai macam peralatan.


Layanan Jasa NDT, Klik Disini >>


Metode penetrant test terus berkembang, pada tahun 1940-an ditemukan zat pewarna merah dan bahan fluorescent yang dicampur dengan oli untuk menguji material. Campuran bahan fluorescent ini ternyata dapat meningkatkan visibiltas indikasi cacat pada permukaan material, sehingga pada tahun 1941 proses bahan fluorescent ini dipatenkan.

Sejak saat itu, sistem pengujian penetrant test ini terus melewati pengembangan seperti berbagai jenis dan konsentrasi bahan pewarna, jenis minyak penembus dan aditif, bahan dan metode menghilangkan kelebihan penetran pada permukaan, serta berbagai bahan dan bentuk bahan pengembang.

Prinsip Kerja Penetrant Test

Pengujian Non Destructive Test ini dilakukan dengan menggunakan cairan khusus yang memiliki sifat kapilaritas yang dapat menembus berbagai celah cacat dan kerusakan pada material, cairan inilah yang disebut dengan penetrant. Berikut ini beberapa tahapan dalam melakukan pengujian penetrant :

Membersihkan Permukaan Material

Tahap pertama yang harus dilakukan yaitu membersihkan permukaan material yang akan diuji supaya tidak ada debu, kotoran, minyak dan kontaminasi lainnya, sehingga cairan penetrant bisa mengalir dan mengisi bagian yang cacat atau rusak dengan mudah.

Semprotkan cleaner atau remover untuk menghilangkan berbagai macam kontaminasi dan kotoran yang menempel pada permukaan material, lalu keringkan dengan menggunakan lap.

Menyemprot Penetrant

Selanjutnya, tuangkan atau oles penetrant ke seluruh permukaan material yang diuji dengan rata. Diamkan kurang lebih 5-15 menit sampai cairan penetrant benar-benar meresap ke dalam material.

Membersihkan Penetrant yang Berlebih

Baca Juga :  Mengenal Jenis NDT untuk Pengujian Material

Setelah disemprot, selanjutnya bersihkan penetrant yang berlebih menggunakan pelarut. Pelarut DPT yang paling umum digunakan adalah aseton atau trikloretilen.

Biasanya, menggunakan kain bersih yang sudah dibasahi pelarut dan tidak berbulu, kemudian dilap pada penetrant di permukaan sampai menghilang. Bagian tersebut kemudian dibiarkan kering dengan penguapan normal sebelum menggunakan developer atau pengembang.

Menggunakan Developer (Pengembang)

Setelah penetrant meresap, semprot developer ke material tepat di atas cairan penetrant yang sudah disemprot sebelumnya, diamkan kurang lebih 5-10 menit. Nantinya developer akan membantu menarik penetran keluar dari cacat pada material sehingga bisa terlihat.

Melakukan Pemeriksaan

Periksa material uji menggunakan lampu yang terang untuk melihat bagian material yang terindikasi cacat. Bagian yang mengalami indikasi cacat ini akan terlihat seperti noda atau garis yang berwarna. Selanjutnya lakukan dokumentasi dengan foto, membuat diagram atau bisa juga laporan tertulis mengenai hasil pengujian.

Setelah material selesai diuji, selanjutnya bersihkan menggunakan air atau pembersih lalu keringkan menggunakan kain lap. Perlu diketahui bahwa setiap pengujian penetrant test memiliki tahapan yang berbeda tergantung pada jenis material, jenis cacat yang ingin dideteksi, dan standar yang digunakan.

Sebutan Lain dari Penetrant Test

Ternyata penetrant test ini punya sebutan lain di seluruh dunia. Apa saja sebutan lainnya ? berikut ini beberapa nama lain dari metode Non Destructive Test ini :

  • Penetrant Test (PT)
  • Liquid Penetrant Test (LPT)
  • Dye Penetrant Test (DPT)

Jangan sampai bingung ketika engineer menyebut nama lain dari penetrant test di atas, hanya sebutan namanya saja yang beda tapi metodenya tetap sama.

Klasifikasi Metode Penetrant Test

Selain memiliki sebutan atau nama yang berbeda, penetrant test ini memiki beberapa macam klaisifikasi, diantaranya :

Fluorescent penetrant

Metode penetrant test ini menggunakan liquid yang dapat memancarkan cahaya fluorecent ketika terkena pancaran sinar ultraviolet di dalam ruangan gelap, pengujian ini sangat sensitif untuk mendeteksi cacat halus pada material.

Liquid penetrant jenis ini adalah liquid penetrant yang dapat berkilau bila disensitivitas. Fluorecent penetrant bergantung pada kemampuannya untukmenampilkan diri terhadap cahaya ultraviolet yang lemah pada ruangan gelap.

Visible penetrant

Menggunakan pewarna merah terang yang sangat kontras dengan latar belakang developer-nya yang berwarana putih sehingga bisa dilihat secara langsung. Proses pengujian ini hanya membutuhkan cahaya lampu untuk pengamatan, sangat cocok untuk pengujian di area yang luas atau inspeksi lapangan.

Dual Sensitivity Penetrant

Sesuai dengan namanya, pengujian ini merupakan kombinasi dari visible dan fluorescent penetrant dimana material akan diuji sebanyak dua kali menggunakan kedua metode tersebut sehingga bisa didapatkan hasil yang lebih detail dan akurat.

Pengujian NDT oleh Testindo

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang engineering & monitoring solution, Testindo menyediakan berbagai macam layanan atau jasa NDT (Non Destructive Test) seperti Magnetic test, UPV, Penetrant Test dan lainnya. Kami memiliki tim ahli dan berpengalaman yang siap melakukan pengerjaan NDT di seluruh Indonesia.

jasa ndt


Layanan Jasa NDT, Klik Disini >>


Jika Anda memiliki kebutuhan pengujian NDT atau ingin konsultasi lebih dulu, silahkan menghubungi kami melalui :

Bicara dengan Tim kami melalui Fitur live chat di pojok kanan bawah website ini