retak gedung

Testindo Mungkin tanpa sadar Anda pernah melihat retakan pada beberapa bagian di gedung tempat Anda bekerja. Sebenarnya, retakan tersebut bukanlah hal yang aneh, apalagi jika usia gedung sudah cukup tua. Bentuk retakan yang halus atau retak rambut, masih bisa diperbaiki atau ditambal menggunakan bahan acian kemudian dicat ulang.

Memang, tidak semua retakan itu berbahaya untuk bangunan. Namun bukan berarti disepelekan, perlu diperhatikan juga bentuk dan ukuran serta faktor penyebab retakannya. Jangan sampai retakan bertambah lebar sehingga bisa berakibat fatal.

Jenis Retakan Berbahaya pada Dinding Gedung

Pemilik dan pengelola gedung tentunya harus “Aware” dengan setiap permasalahan pada struktur gedung, termasuk munculnya retakan. Karena ini bisa menjadi pertanda kecil adanya masalah pada kondisi bangunan gedung.

Kira-kira, seperti apa jenis atau bentuk retakan yang menjadi sinyal berbahaya ?

1. Retak Horizontal

Sering kali muncul akibat pergeseran tanah atau masalah pada pondasi. Tekanan lateral dari tanah atau air yang mengakibatkan pergeseran dapat membuat dinding mulai mengembang ke samping.

Retak horizontal menunjukkan bahwa beban yang ditanggung sudah tidak merata lagi. Apalagi jika retakan sudah cukup lebar, hal ini bisa berujung pada pergeseran dinding, bahkan berpotensi menyebabkan runtuhnya bangunan.

2. Retak Diagonal

Biasanya terjadi akibat pergerakan tidak merata atau diferensial settlement (penurunan tanah yang tidak seragam). Retak diagonal dapat juga muncul dari akibat pengerjaan struktur yang kurang rapi atau karena adanya kerusakan pada elemen penyangga.

Retak diagonal seringkali mengindikasikan adanya distorsi internal pada struktur. Jika diabaikan, retakan seperti ini bisa berkembang lebih besar dan berdampak pada stabilitas elemen pendukung seperti kolom dan balok.

3. Retak Struktural

Retak ini biasanya muncul pada elemen beban seperti kolom, balok, atau pondasi. Faktor penyebabnya bisa berupa beban berlebih, kegagalan desain, atau kualitas material yang kurang memadai.

Baca Juga :  Ini Pentingnya Audit Struktur untuk Bangunan Pasar

Retak struktural, terutama yang berukuran lebih besar dari retakan rambut (misalnya lebih dari 3 mm), merupakan peringatan nyata bahwa kemampuan elemen tersebut dalam menahan beban sudah mulai menurun. Jika tidak ditangani dengan tepat oleh profesional, hal ini bisa mengancam keseluruhan keamanan bangunan.

4. Retak Tekan

Terjadi akibat tekanan atau beban yang melebihi kapasitas elemen struktur. Misalnya, pada dinding atau kolom yang menerima beban berlebih karena salah perhitungan atau penempatan material yang tidak optimal.

Retak tekan berpotensi menyebar dan mengurangi kemampuan setiap elemen struktur pondasi untuk menahan beban. Ini merupakan sinyal bahwa struktur tersebut membutuhkan peninjauan dan perbaikan segera agar tidak berujung pada keruntuhan parsial atau bahkan total.

5. Retak pada Pondasi

Bisa terjadi karena pergerakan tanah, sedimentasi yang tidak merata, atau penurunan pondasi yang disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti longsor dan gempa bumi. Pondasi berperan penting untuk menopang beban dari seluruh bangunan. Retak pada struktur pondasi yang terus melebar dan membesar perlu dilakukan evaluasi secara detail.

Jika pada dinding, lantai dan atap gedung muncul semua retakan tersebut, segera lakukan Assessment atau audit sturktur bangunan. Tujuannya untuk mengetahui sebarapa parah tingkat kerusakannya dan bisa ditentukan tindakan yang harus dilakukan, apakah harus dilakukan renovasi sebagian atau memang harus dilakukan perbaikan secara keseluruhan.

Testindo sebagai perusahaan engineering dan sistem monitoring menyediakan layanan Audit Struktur untuk berbagai jenis gedung seperti gedung perkantoran, apartemen, hotel, rumah sakit dan lainnya. Jika Anda berminat atau ingin konsultasi silahkan hubugi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini