TestindoGunung berapi memang menyimpan dua sisi yang luar biasa. Di satu sisi, terdapat tanah vulkanik yang ternyata sangat subur sehingga bisa dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan untuk warga sekitar. Namun di sisi lain, juga menyimpan potensi bahaya besar yang bisa datang sewaktu-waktu yaitu terjadinya erupsi dan letusan besar.

Kapan waktunya gunung berapi akan meletus memang tidak bisa diprediksi, bisa terjadi kapan saja. Perlu tindakan mitigasi yang tepat untuk meminimalisir risiko saat terjadi letusan, salah satunya dengan melakukan pemantauan getaran seismik pada gunung berapi.

Kenapa harus memantau getaran seismik ?

Sebelum terjadinya letusan, gunung akan menghasilkan getaran yang merambat ke tanah permukaan sehingga terjadi gempa. Getaran tanah yang terus-menerus  ini disebabkan oleh pergerakan fluida (gas, magma, air hidrotermal) di dalam gunung berapi.

Data yang didapatkan melalui alat monitoring atau pemantauan getaran seismik ini digunakan untuk memantau aktivitas seismik dan memberikan informasi tentang kondisi di bawah permukaan gunung berapi.

Monitoring Getaran Gempa Gunung Berapi dengan Sensor SmartSolo

sensor getaran
Sensor untuk Mengamati Gelombang Seismik

SmartSolo adalah sensor seismik yang dirancang dengan teknologi terbaru untuk menghasilkan pengukuran yang akurat dan high precisition. Alat ini termasuk dalam kategori “autonomous seismic node”, artinya dapat merekam data secara mandiri tanpa harus terhubung dengan kabel atau sistem jaringan yang cukup kompleks.

SmartSolo hadir dalam beberapa varian, seperti IGU-16HR (1 komponen) dan IGU-16HR 3C (3 komponen). Untuk keperluan pemantauan gunung berapi, versi 3 komponen sering dipilih karena dapat merekam getaran dalam tiga arah: vertikal, horizontal utara-selatan, dan horizontal timur-barat. Ini penting untuk analisis arah datangnya gelombang seismik dari dalam gunung.

Kenapa SmartSolo Cocok untuk Monitoring Gunung Berapi?

Dalam melakukan monitoring aktivitas gunung berapi tentunya membutuhkan alat yang tangguh, sensitif, hemat daya, dan mudah dipasang di medan sulit. SmartSolo menjawab semua tantangan ini:

Tahan Cuaca Ekstrem: Dilengkapi sertifikasi IP67/IP68, SmartSolo mampu bekerja di lingkungan yang dingin, panas, lembap, hingga berdebu, sebuah kondisi yang cukup umum di sekitar gunung api.

Baterai Tahan Lama: Baterai internalnya mampu bertahan selama 30–60 hari tergantung mode perekaman. Ini sangat ideal untuk pemantauan jangka panjang tanpa sering-sering naik turun gunung.

Tanpa Kabel: Tidak perlu jaringan kabel yang rumit. Setiap unit bisa melakukan perekaman sendiri (standalone), sehingga lebih efisien untuk disebar di area luas.

GPS Presisi Tinggi: Setiap alat dilengkapi GPS untuk sinkronisasi waktu dan koordinat. Ini memudahkan pengolahan data seismik lintas titik secara bersamaan.

Pengumpulan Data yang Cepat: proses perekaman dan pengumpulan data secara real-time dalam waktu yang relatif cepat (3000 CHs @ 20 days @ 2ms in < 3.25 hrs ).

Apa yang Bisa Dideteksi oleh SmartSolo di Gunung Berapi?

SmartSolo mampu merekam berbagai jenis aktivitas seismik yang biasa terjadi di gunung berapi, seperti:

  • Gempa vulkanik dalam dan gempa dangkal
  • Mikrotremor (getaran kecil yang terjadi terus-menerus di dalam gunung)
  • Pergerakan magma
  • Letusan awal (eruption onset)
  • Retakan tanah atau pergeseran patahan lokal

Dengan data ini, para ahli vulkanologi bisa membaca pola aktivitas gunung secara lebih detail. Misalnya, adanya peningkatan gempa kecil secara berturut-turut bisa jadi sinyal bahwa magma sedang naik ke permukaan. Ini bisa menjadi peringatan dini untuk evakuasi warga.

Implementasi Lapangan: Praktis dan Cepat

Salah satu keunggulan SmartSolo yang paling disukai oleh tim lapangan adalah kemudahannya dalam instalasi. Cukup gali tanah sedalam 20–30 cm, tanam unit SmartSolo, hidupkan, dan alat siap bekerja. Tidak perlu menarik kabel panjang atau bangun pos pantau permanen.

Dalam proyek-proyek pemantauan aktif, tim bisa menyebarkan puluhan hingga ratusan unit SmartSolo dalam waktu singkat untuk menciptakan jaringan monitoring seismik yang luas dan padat. Setelah periode pemantauan selesai, data bisa diambil kembali menggunakan alat pembaca portabel, atau bahkan dikirim real-time jika jaringan tersedia.

Kapan Harus Digunakan?

  • Fase pra-erupsi, untuk deteksi dini
  • Pemantauan pasca-erupsi, untuk melihat pergerakan tanah atau aktivitas sisa
  • Penelitian ilmiah, terkait struktur internal gunung, jalur magma, dan zona gempa
  • Simulasi dan edukasi kebencanaan, karena datanya real dan mudah divisualisasikan

Gunung berapi memang tidak bisa dicegah untuk meletus, tapi dengan pemantauan yang baik, dampaknya bisa dikurangi. SmartSolo hadir sebagai solusi modern untuk membantu para ilmuwan, teknisi, dan pihak berwenang memantau aktivitas gunung berapi dengan lebih cepat, lebih mudah, dan lebih akurat.

pic: SmartSolo

Teknologi pada sensor seismik SmartSolo ini merupakan investasi masa depan, karena di balik setiap data yang terekam, tersimpan potensi untuk menyelamatkan ribuan nyawa dan menjaga lingkungan tetap aman.

Testindo sebagai perusahaan alat sistem monitoring menjual sensor SmartSolo dan siap kirim ke seluruh Indonesia. Jika Anda berminat untuk membeli SmartSolo atau ingin konsultasi lebih dulu, silahkan hubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini