3 macam pencemaran udara

Testindo – Kualitas udara di beberapa kota besar semakin menurun, bahkan sampai masuk kategori berbahaya. Ada banyak polutan yang mengancam kesehatan jika sampai terhirup dan masuk ke dalam tubuh sehingga menimbulkan berbagai macam penyakit dan menurunkan imunitas tubuh.

Tidak sedikit netizen yang menyampaikan keluh kesahnya mengenai polusi udara yang sering terjadi di berbagai platform sosial media, karena memang sudah separah itu, sehingga cukup mengganggu pernapasan.

Inilah 3 Macam Pencemaran Udara yang Berbahaya

Bukan hanya kota besar, polusi udara ini juga kerap masuk ke beberapa wilayah atau daerah terpencil. Jika dilihat dari jenisnya, ada 3 macam pencemaran udara, yaitu :

1. Berdasarkan Cara Terbentuknya: Polutan Primer vs Sekunder

Setiap zat yang berperan mencemari udara (polutan) dibagi menjadi dua kelompok, yaitu polutan primer dan polutan sekunder. Apa bedanya?

Polutan Primer

Polutan primer merupakan jenis zat pencemar yang memang langsung keluar dari sumbernya ke udara tanpa mengalami perubahan kimia terlebih dahulu.

Beberapa contohnya antara lain:

  • Karbon Monoksida (CO): Gas berbahaya yang muncul akibat pembakaran bahan bakar fosil yang tidak sempurna. Sumber utamanya kendaraan bermotor dan proses industri.
  • Sulfur Dioksida (SO₂): Banyak dilepaskan dari pembakaran batu bara di pembangkit listrik atau industri peleburan logam. Gas ini punya bau menyengat yang khas.
  • Nitrogen Oksida (NOx): Terbentuk saat pembakaran bahan bakar pada suhu tinggi, misalnya di mesin kendaraan atau cerobong industri.
  • Partikulat (PM₂.₅ dan PM₁₀): Debu halus, asap, jelaga, hingga abu dari konstruksi, kebakaran hutan, dan aktivitas industri.
  • Timbal (Pb): Dulu banyak ditemukan dalam bensin bertimbal, kini lebih banyak berasal dari industri cat, baterai, atau peleburan logam.

Polutan Sekunder

Sedangkan polutan sekunder ini terbentuk akibat reaksi kimia di atmosfer. Artinya, polutan primer bertemu komponen lain di udara seperti sinar matahari atau uap air, lalu berubah menjadi zat baru yang justru sering lebih berbahaya.

Contohnya:

  • Ozon Troposferik (O₃): Bukan lapisan ozon yang melindungi bumi, melainkan ozon di lapisan rendah atmosfer yang terbentuk dari reaksi nitrogen oksida (NOx) dan senyawa organik volatil (VOC) saat terkena sinar matahari. Gas ini bisa mengiritasi paru-paru.
  • Hujan Asam: Sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen oksida (NOx) bereaksi dengan air dan oksigen, membentuk asam sulfat dan asam nitrat. Hasilnya? Air hujan menjadi bersifat asam, merusak tanaman, bangunan, bahkan ekosistem air.
  • Peroxyacyl Nitrates (PAN): Zat yang dihasilkan reaksi fotokimia di udara, menjadi komponen utama kabut asap fotokimia alias smog.

2. Berdasarkan Sumbernya: Alam vs Ulah Manusia

Polusi udara juga bisa dibagi berdasarkan darimana sumbernya, apakah itu alam atau ulah kita sendiri?

Baca Juga :  Inilah 5 Penyebab Polusi Udara di Berbagai Wilayah

Sumber Alami (Natural Sources)

Bukan hanya manusia yang bisa mencemari udara. Alam pun punya andil.

Beberapa contoh polusi alami adalah:

  • Letusan gunung berapi, yang melepaskan abu vulkanik, gas sulfur, dan debu ke atmosfer.
  • Kebakaran hutan akibat kekeringan atau musim kemarau panjang sehingga menghasilkan asap pekat, karbon monoksida, dan partikel halus.
  • Gas metana (CH₄) yang muncul dari pembusukan tumbuhan di rawa-rawa.
  • Debu atau pasir yang beterbangan akibat tiupan angin kencang di gurun.

Sumber Buatan Manusia (Anthropogenic Sources)

Sayangnya, pencemaran udara paling besar justru disebabkan oleh aktivitas manusia. Kita yang banyak berkontribusi pada kondisi udara yang makin memburuk.

Contohnya:

  • Transportasi: Kendaraan bermotor, pesawat, kapal laut, semua menghasilkan emisi gas buang berbahaya.
  • Industri: Pabrik, pembangkit listrik berbahan bakar fosil, hingga kilang minyak.
  • Domestik/Rumah Tangga: Pembakaran sampah, pemakaian kayu bakar atau arang untuk memasak.
  • Pertanian: Pemakaian pupuk kimia dan pestisida yang melepaskan gas amonia.
  • Konstruksi dan Pertambangan: Proses pembangunan atau penambangan menghasilkan debu dan partikel yang melayang di udara.

3. Berdasarkan Lokasinya: Outdoor vs Indoor

Tahukah kamu, polusi udara bisa terjadi dimana saja bukan hanya diluar ruangan. Bahkan, kualitas udara di dalam rumah atau gedung bisa lebih buruk!

Pencemaran Udara Luar Ruangan (Outdoor Air Pollution)

Polusi di luar ruangan mungkin sudah biasa kita rasakan, seperti : asap kendaraan, debu, hingga emisi asap industri.

Pencemaran Udara Dalam Ruangan (Indoor Air Pollution)

Mungkin jarang sekali disadari bahwa polusi juga bisa terjdai di dalam ruangan, contohnya :

  • Asap rokok.
  • Senyawa organik volatil (VOC) dari cat, pembersih rumah tangga, atau perabotan baru.
  • Jamur dan bakteri di area lembap.
  • Gas radon yang merembes dari tanah atau bahan bangunan.
  • Asap dari dapur jika ventilasi kurang baik.

Monitoring Polusi Udara dengan Air Quality Monitoring System

Supaya tingkat pencemaran udara tidak melebihi batas aman, perlu dilakukan pemantauan secara rutin menggunakan alat Air Quality Monitoring System. Fungsinya untuk mendeteksi seberapa banyak polutan yang ada di udara dan mengukur tingkat pencemarannya.

Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan instalasi Air Quality Monitoring System atau alat monitoring kualitas udara di berbagai tempat seperti perkotaan, kawasan industri, area pertambangan dan lainnya.

Informasi pemesanan dan konsultasi silahkan hubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini