detektor pencemaran udara

Testindo Jika melihat sekilas udara di lingkungan sekitar kita mungkin terlihat aman-aman aja. Tapi, bisa saja di udara sudah ada gas beracun yang tidak kelihatan, tidak berbau, namun diam-diam berbahaya. Bisa menimbulkan rasa pusing, mual, sesak napas, bahkan bisa menyebabkan kehilangan nyawa jika terus dibiarkan sejak awal. Seram sekali, bukan?

Kandungan gas berbahaya yang mencemari udara seperti karbon monoksida (CO) atau hidrogen sulfida (H₂S) tidak punya warna atau bau yang jelas, sehingga Anda tidak akan sadar keberadaannya sampai Anda mulai merasa pusing, lemas, atau bahkan pingsan.

Bagaimana caranya mengetahui kondisi kualitas udara di lingkungan kita?

Air Quality Monitoirng System menjadi solusi terbaik sebagai detektor pencemaran udara di suatu wilayah atau kawasan.

Alat ini berfungsi untuk mendeteksi keberadaan gas berbahaya dan polutan di udara bukan hanya untuk perkotaan tapi juga bisa digunakan untuk area industri seperti kilang minyak, tambang, laboratorium, pabrik kimia, ruang tertutup, bahkan di rumah sakit atau gedung perkantoran.

Peran AQMS untuk Mendeteksi Gas Berbahaya di Udara

Air Quality Monitoring System (AQMS) secara umum dirancang untuk memantau kualitas udara secara keseluruhan, seperti kandungan:

  • Partikulat (PM2.5, PM10)
  • Karbon dioksida (CO₂)
  • Ozon (O₃)
  • Sulfur dioksida (SO₂)
  • Nitrogen dioksida (NO₂)
  • VOC (Volatile Organic Compounds)
  • Bisa juga temperatur, kelembaban dan tekanan udara

Memang, ada beberapa AQMS yang canggih dan  modular yang sudah dilengkapi sensor gas berbahaya seperti CO, H₂S, NH₃, atau gas beracun lainnya. Jadi kalau perangkatnya memang dilengkapi sensor-sensor tersebut, maka ya, AQMS bisa berfungsi sebagai detektor gas berbahaya juga.

Namun, ada beberapa catatan penting:

Tujuan utama AQMS adalah pemantauan kualitas udara lingkungan secara umum, bukan untuk deteksi kebocoran gas secara cepat.

Berbeda dengan detektor gas industri (gas detector) yang biasanya didesain untuk respon cepat dan akurat jika terjadi kebocoran gas dalam konsentrasi tinggi misalnya di area berbahaya seperti pabrik kimia, ruang tertutup, atau kilang.

Baca Juga :  Seperti Apa Kualitas Udara yang Baik ? Ini Penjelasannya

AQMS lebih lambat dalam responnya dan lebih cocok untuk pemantauan jangka panjang, seperti tren pencemaran udara.

CEMS Sebagai Detektor Gas Buangan Industri

pengendalian polusi udara akibat emisi pabrik

Jika Anda ingin deteksi gas berbahaya dan beracun yang keluar dari gas buangan hasil industri, bisa menggunakan Continuous Emission Monitoring System (CEMS). Sensor CEMS bisa mendeteksi berbagai gas berbahaya hasil pembakaran atau proses industri, misalnya:

  • SO₂ (Sulfur Dioksida) – gas penyebab hujan asam
  • NOx (Nitrogen Oksida) – pemicu polusi udara dan gangguan pernapasan
  • CO (Karbon Monoksida) – gas beracun
  • CO₂ (Karbon Dioksida) – gas rumah kaca
  • HCl (Asam Klorida) dan NH₃ (Amonia) – tergantung jenis industrinya
  • Partikulat (PM) – jika CEMS dilengkapi dengan dust analyzer

Jadi secara fungsi, CEMS memang bisa untuk memantau gas-gas berbahaya, khususnya gas buang dari proses industri.

Tapi, ini yang perlu dicatat kapan CEMS ini sebaiknya digunakan :

Kalau kamu mau tahu berapa besar emisi gas berbahaya yang keluar dari cerobong pabrik.

Kalau butuh data real-time buat laporan lingkungan ke pemerintah (seperti KLHK di Indonesia).

Untuk audit internal dan menjaga reputasi perusahaan terhadap isu lingkungan.

Jika saat ini Anda sedang membutuhkan alat monitoring pencemaran udara atau ingin mengukur polusi udara di suatu wilayah, segera pasang Air Quality Monitoring System (AQMS). Testindo melayani pemasangan atau instalasi AQMS di seluruh Indonesia. Selain itu, kami juga melayani instalasi CEMS di pabrik atau kawasan industri. Informasi pemesanan silahkan hubungi :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini