Testindo – Bangunan yang sudah digunakan bertahun-tahun tentu kondisinya mulai menurun, ada yang pondasinya mulai retak bahkan ada juga yang miring. Apalagi jika bangunannya benar-benar tidak digunakan atau kosong selama puluhan tahun, biasanya banyak bagian bangunan yang rusak. Itulah mengapa perlu dilakukan Audit Struktur Bangunan untuk memastikan seberapa parah kerusakan pada suatu bangunan.

Audit struktur bangunan merupakan suatu proses untuk menguji dan menganalisa kondisi fisik serta material pada bangunan eksisting. Beberapa titik atau bagian yang diuji diantaranya balok, kolom, dinding dan pondasi, karena semua bagian tersebut cukup rawan dan juga rentan terjadi kerusakan.

Metode NDT pada Audit Struktur Bangunan

Dalam melakukan audit struktur pada bangunan eksisiting, metode pengujian yang digunakan yaitu Non Destructive Test. Metode ini dilakukan tanpa merusak material, sehingga bangunan masih tetap bisa digunakan tanpa mengganggu aktivitas penghuni bangunan.

Apa saja jenis pengujian NDT yang digunakan ? bagaimana cara kerjanya ?

1. Ultrasonic Testing (UT)

Metode NDT ini seringkali digunakan untuk menguji kekuatan dan integritas material bangunan, khususnya beton dan baja. Cara kerjanya dengan mengirim gelombang ultrasonik pada material yang diuji, ketika gelombang tersebut bertemu dengan retakan, void, atau area tidak homogen, pantulannya akan berubah dan hasil ini kemudian dianalisis.

Ultrasonic Testing sangat efektif untuk mendeteksi cacat yang tidak terlihat dari luar, seperti retakan dalam pada beton atau ketebalan baja yang mulai menipis. Jika Anda sedang melakukan audit struktur bangunan, alat ini akan sangat berguna untuk mendeteksi masalah sebelum mereka berkembang menjadi kerusakan besar.

2. Magnetic Particle Testing

Jika bangunan menggunakan banyak material baja, Magnetic Particle Testing bisa menjadi pilihan tepat untuk mendeteksi cacat di permukaan logam. Pengujian ini menggunakan medan magnet untuk mendeteksi retakan atau kerusakan kecil pada permukaan material yang bersifat ferromagnetik seperti baja dan besi.

Saat medan magnet diaplikasikan, partikel magnetik halus akan menempel di sekitar area yang cacat, sehingga pola cacat pada material bisa dilihat dengan jelas.

Misalnya, jika ada retakan pada permukaan balok baja dalam jembatan atau bangunan, melalui pengujian ini bisa dianalisa tingkat keruskaan atau cacat material dan juga bisa ditentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan sebelum kerusakan menjadi lebih besar dan semakin parah.

3. Rebound Hammer Test

Rebound Hammer Test merupakan metode audit struktur yang cukup sering digunakan. Alat ini digunakan untuk mengukur kekuatan tekan permukaan beton. Caranya mudah, cukup dengan menekan hammer pada permukaan beton, nantinya bisa diukur seberapa besar pantulan (rebound) yang dihasilkan. Nilai pantulan ini kemudian digunakan untuk memperkirakan kekuatan beton.

Meskipun metode ini tidak bisa memberikan informasi yang terlalu dalam mengenai kondisi internal beton, Rebound Hammer Test memberikan gambaran cepat mengenai kualitas permukaan beton, yang cukup berguna untuk evaluasi awal.

Jika Anda ingin tahu informasi lengkap seputar hammer test, silahkan baca disini : Pengujian Hammer Test Beton

4. Penetrant Testing (PT)

Penetrant Testing adalah salah satu metode NDT yang sangat sederhana tapi cukup efektif untuk mendeteksi cacat pada permukaan material nonporous seperti baja atau logam. Metode ini menggunakan cairan penetrant yang dituangkan pada permukaan material, lalu cairan tersebut akan masuk ke dalam celah atau retakan yang ada di permukaan. Setelah itu, cairan dibersihkan, dan dilanjutkan dengan menyemprot developer untuk menampilkan cacat yang tersisa.

Informasi lengkap mengenai penetrant test silahkan baca disini : Metode NDT Penetrant Test

Pengujian Penetrant Test ini sangat efektif untuk mengecek apakah ada retakan kecil pada pipa baja di struktur bangunan. Sehingga bisa mendeteksi cacat dengan mudah dan melakukan perbaikan sebelum kerusakan semakin parah.

5. Infrared Thermography

Infrared Thermography adalah teknologi yang memanfaatkan perbedaan suhu untuk mendeteksi kerusakan di dalam material. Kamera inframerah digunakan untuk melakukan scan pada area tertentu dari bangunan. Nantinya gambar termal yang dihasilkan dapat menunjukkan area yang mengalami retakan, delaminasi, atau kerusakan lainnya yang tidak terlihat dengan mata secara langsung.

Metode ini sering digunakan pada audit struktur untuk mendeteksi masalah seperti kebocoran atau kelembaban yang terjebak di dalam dinding, yang bisa berujung pada kerusakan lebih lanjut jika tidak ditangani.

6. Ground Penetrating Radar (GPR)

Metode Ground Penetrating Radar (GPR) sangat berguna untuk mendeteksi struktur di bawah permukaan material padat, seperti beton atau tanah. Alat ini mengirimkan gelombang radar ke dalam permukaan, dan pantulan gelombang ini kemudian digunakan untuk mendeteksi tulangan baja, pipa, atau void yang mungkin tersembunyi di dalam beton.

Dalam audit struktur, GPR sangat efektif untuk memetakan tulangan baja di dalam beton, yang penting untuk memastikan bahwa konstruksi dilakukan sesuai dengan spesifikasi desain. GPR juga berguna untuk mendeteksi void atau ruang kosong di bawah fondasi bangunan yang bisa menyebabkan masalah struktural.

Informasi lengkap mengenai GPR ini bisa Anda baca disini : Apa Itu Ground Penetrating Radar ?

Audit struktur bangunan bukan hanya soal memastikan bahwa bangunan tampak baik dari luar, tetapi juga mendeteksi potensi masalah yang tersembunyi di dalamnya.

Setiap metode NDT memiliki keunggulan tersendiri, tergantung pada jenis material dan kerusakan yang dicari. Dengan melakukan audit secara rutin dengan menggunakan teknik NDT yang tepat, Anda bisa menjaga keamanan kondisi bangunan untuk jangka panjang.

Testindo sebagai perusahaan engineering dan sistem monitoring menyediakan layanan Audit Struktur untuk berbagai jenis bangunan. Jika Anda berminat order atau ingin konsultasi, silahkan menghubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini