air tercemar

Testindo Musim hujan memberikan banyak sekali manfaat, mulai dari membantu pertumbuhan berbagai macam tanaman dan mengisi ulang sumber daya air seperti sungai dan danau.

Tentu dengan masuknya musim penghujan sangat membantu wilayah yang sedang krisis air. Namun, air hujan yang seharusnya bersih ternyata juga dapat memicu masalah pencemaran air.

Tidak sedikit sampah yang menumpuk dan berpotensi menyebabkan banjir, serta air sungai yang bercampur limbah sehingga tidak bisa digunakan untuk aktivitas sehari-hari.

Penyebab Pencemaran Air saat Musim Hujan

Minimnya pemahaman dan kesadaran dari masyarakat dan pengelola industri juga ikut berperan terjadinya pencemaran air, khususnya ketika musim penghujan. Kira-kira apa lagi penyebabnya ? berikut ini penjelasannya :

Limpasan Pertanian

Limpasan (air hujan di permukaan) pertanian terjadi ketika hujan deras mengguyur ladang atau area pertanian sehingga membawa serta pupuk, pestisida, dan bahan kimia lainnya yang belum terserap oleh tanah. Air yang mengalir ini kemudian bermuara ke sungai atau danau, membawa kandungan nitrat dan fosfat yang tinggi.

Sekilas, kedengarannya seperti hal yang baik, bukan? Toh, pupuk memang dirancang untuk menyuburkan. Tapi kenyataannya, kelebihan nutrisi ini bisa memicu fenomena yang disebut eutrofikasi.

Dalam kondisi ini, tumbuhan air seperti alga tumbuh secara berlebihan, membentuk lapisan tebal di permukaan air. Alga yang terlalu banyak ini menghalangi sinar matahari masuk ke dalam air, sehingga tanaman dan makhluk hidup di bawahnya kesulitan bertahan hidup. Tak hanya itu, alga juga mengurangi kadar oksigen dalam air, yang sangat penting bagi ikan dan organisme air lainnya.

Jika Anda sering melihat sungai atau danau dengan air hijau pekat selama musim hujan, bisa jadi itu adalah akibat dari limpasan pertanian.

Meluapnya Saluran Pembuangan Air

Di kota-kota besar, saluran pembuangan biasanya dirancang untuk menangani air limbah rumah tangga dan air hujan secara bersamaan. Sistem ini disebut combined sewer systems. Namun, saat hujan lebat, volume air yang masuk ke saluran ini sering kali melebihi kapasitasnya. Akibatnya, saluran pembuangan meluap, dan air limbah yang belum sempat diolah langsung mengalir ke sungai atau laut.

Kondisi ini dikenal dengan istilah combined sewer overflow (CSO). Polutan yang terbawa oleh air limbah tersebut sangat beragam, mulai dari patogen berbahaya hingga bahan kimia beracun. Masalah ini semakin sering terjadi karena perubahan iklim yang menyebabkan curah hujan lebih tinggi dan lebih intens.

Apa dampaknya bagi kita? Selain mencemari lingkungan, air yang terkontaminasi ini juga bisa menjadi sarang penyakit. Risiko penyakit seperti diare, kolera, atau infeksi kulit meningkat tajam selama musim hujan.

Baca Juga :  Ini Pengaruh Banjir pada Perkerasan Aspal Jalan

Limpasan Polutan yang Berasal dari Jalan Raya

Daerah perkotaan memiliki banyak permukaan kedap air, seperti aspal, beton, dan atap bangunan. Saat hujan turun, air tidak bisa meresap ke dalam tanah, melainkan mengalir di atas permukaan tersebut. Air ini membawa berbagai polutan, seperti minyak dari kendaraan, logam berat, sampah, dan bahan kimia dari taman atau kebun.

Limpasan air hujan di perkotaan ini akhirnya bermuara ke area perairan tanpa melalui proses penyaringan. Hasilnya? Sungai dan danau menjadi tercemar, terutama di wilayah dengan populasi yang padat. Limpasan perkotaan ini sering kali menjadi penyumbang utama pencemaran air selama musim hujan.

Sumber Air yang Terkontaminasi: Masalah yang Diperparah Hujan

Selain limpasan, hujan deras juga memperburuk kondisi sumber air yang sudah terkontaminasi. Kebocoran saluran pembuangan, sistem sanitasi yang buruk, hingga pembuangan limbah yang tidak tepat semakin memperburuk kualitas air selama musim hujan. Air hujan yang mengalir ke sungai membawa semua polutan ini ke badan air, sehingga tingkat kontaminasi meningkat.

Tidak hanya itu, musim hujan juga meningkatkan risiko penyakit yang ditularkan melalui air. Dengan meningkatnya patogen dalam air, penyakit seperti demam tifoid, hepatitis A, dan leptospirosis lebih mudah menyebar.

Bagaimana Mengatasinya?

Pencemaran air selama musim hujan memang terbilang cukup rumit. Namun, bukan berarti masalah ini tidak bisa diatasi. Berikut adalah beberapa solusi yang bisa diterapkan:

1. Infrastruktur Pengelolaan Air Limbah

Sistem pembuangan air yang lebih modern dan berkapasitas besar dapat membantu mencegah meluapnya saluran pembuangan. Selain itu perlu juga dilakukan sistem monitoring kualitas air atau sering juga disebut SPARING supaya limbah yang dikeluarkan bisa dimonitoring dengan baik.

2. Menggunakan Pertanian yang Lebih Ramah Lingkungan

Petani dapat mengurangi penggunaan pupuk kimia atau menggantinya dengan bahan yang lebih ramah lingkungan untuk mencegah limpasan yang berbahaya.

3. Perencanaan Kota yang Lebih Baik

Membangun sistem drainase yang efisien, seperti bioswale atau sumur resapan, dapat membantu mengurangi limpasan air hujan di daerah perkotaan.

4. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat

Masyarakat perlu diedukasi untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga kebersihan lingkungan, terutama selama musim hujan.

Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan pemasangan Water Quality Monitoring System atau SPARING untuk pemantauan kualitas air untuk meminimalisir terjadinya pencemaran air. Informasi pemesanan dan pertanyaan silahkan hubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini