Testindo – Struktur bangunan eksisting atau yang sudah lama berdiri tentunya mengalami penurunan ketahanan, entah itu karena pengaruh cuaca, beban yang diterima hingga faktor usia. Perlu dilakukan audit atau assessment struktur untuk mengetahui dengan pasti apakah struktur tersebut masih aman dan kuat untuk jangka waktu yang panjang.
Dalam assessment bangunan, ada jenis pengujian yang disebut non destructive test, yaitu pengujian tanpa merusak bagian struktur bangunan yang diuji. Sehingga struktur bangunan masih tetap bisa digunakan pasca dilakukan pengujian.
5 Metode NDT yang Sering Digunakan pada Assessment Bangunan
Metode Non Destructive Test (NDT) ini sangat tepat digunakan untuk audit atau pemeriksaan bangunan yang berusia sangat tua seperti bangunan bersejarah, jembatan dan gedung pencakar langit. Berikut ini ada 5 metode NDT yang banyak digunakan oleh engineer sipil saat melakukan audit struktur bangunan, diantaranya :
1. Ultrasonic Testing (UT)
Prinsipnya mirip dengan USG dalam dunia medis. Alat UT mengirimkan gelombang ultrasonik (frekuensi tinggi) ke material. Gelombang ini akan dipantulkan saat menemui cacat seperti retak atau rongga. Dengan menganalisis waktu tempuh dan intensitas pantulan, kita bisa mengetahui kedalaman retakan atau ketebalan material. Jenis pengujian ini sangat ideal untuk memeriksa kualitas las, ketebalan pipa, atau integritas beton bertulang.
2. Ground Penetrating Radar (GPR)
GPR menggunakan antena yang memancarkan gelombang radar ke dalam material. Saat gelombang ini mengenai objek (seperti tulangan baja atau pipa), sinyal akan terpantul dan direkam. Data ini kemudian diolah menjadi gambar 2D atau 3D yang menunjukkan posisi objek tersembunyi. Pengujian dengan Ground Penetrating Radar sangat efektif untuk mendeteksi tulangan baja dalam beton, lokasi pipa bawah tanah, atau rongga yang tidak terlihat.
3. Infrared Thermography
Setiap material memancarkan panas dalam bentuk radiasi inframerah. Kamera termal dapat menangkap variasi suhu ini dan mengubahnya menjadi gambar berwarna. Area dengan suhu abnormal akan terlihat jelas, sangat cocok untuk mendeteksi kebocoran atap, kelembapan di dinding, atau sistem pemanas bawah lantai yang rusak.
4. Rebound Hammer Test
Alat ini menggunakan prinsip sederhana: semakin keras permukaan beton, semakin tinggi pantulan pegas yang dihasilkan. Dengan mengetuk permukaan beton menggunakan hammer khusus, angka rebound yang terbaca dikonversi menjadi estimasi kekuatan tekan beton. Metode hammer test beton bisa dibilang sangat cepat dan praktis untuk pengecekan awal kualitas beton bangunan.
5. Impact-Echo
Metode ini mengukur respons getaran setelah material ditumbuk. Frekuensi getaran yang terekam akan berbeda jika ada cacat internal (seperti retak atau delaminasi). Data ini dianalisis untuk memetakan lokasi dan ukuran cacat. Metode ini cukup sering digunakan untuk menilai kualitas lapisan jalan, struktur beton pratekan, atau dinding penahan tanah.
Metode Non-Destructive Test bukan sekadar alat inspeksi, tetapi investasi jangka panjang untuk sebuah bangunan. Melalui pengujian ini, pemilik properti atau pengelola bangunan bisa menentukan waktu yang tepat untuk melakukan perbaikan sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.
Testindo sebagai perusahaan engineering services menyediakan layanan Assessement atau Audit Struktur Bangunan. Kami siap melayani pengerjaan di seluruh Indonesia. Informasi pemesanan dan pertanyaan silahkan hubungi kami melalui :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini