Testindo – Structural Health Montioring System (SHMS) merupakan sistem pemantauan kondisi kesehatan struktur secara real-time dan berkala menggunakan berbagai sensor dan perangkat pengukuran. Sistem monitoring ini cukup sering digunakan untuk memantau kondisi jembatan, baik itu jembatan kecil (flyover, jembatan penyebarangan, dll) ataupun jembatan besar (jembatan lintas wilayah/provinsi).
Selain jembatan, SHMS juga digunakan untuk monitoring kondisi terowongan (funnel), apapun itu jenis terowongannya seperti terowongan kereta bawah tanah, terowongan jalan raya hingga terowongan bawah air (laut dan sungai).
Mengapa Terowongan Harus Dimonitoring dengan SHMS?
Sama seperti bangunan lainnya, terowongan juga memiliki tingkat ketahanan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti getaran dari kendaraan, iklim dan cuaca yang berubah, hingga usia pemakaian. Berikut ini beberapa alasan mengapa terowongan harus dimonitoring dengan SHMS :
Monitoring Kelayakan dan Kesehatan Struktur Terowongan
SHMS memungkinkan pemantauan kondisi, kesehatan, dan kelayakan terowongan secara real-time. Sistem ini dapat mendeteksi adanya kerusakan, perubahan perilaku struktur, atau gejala abnormal sejak dini sebelum berkembang menjadi masalah serius
Mendeteksi Kerusakan
Dengan SHMS, kerusakan atau kelemahan pada struktur terowongan dapat diketahui lebih awal. Deteksi dini ini memungkinkan tindakan perbaikan atau perawatan dilakukan sebelum kerusakan menjadi parah, sehingga mengurangi risiko kecelakaan dan biaya perbaikan besar
Menjamin Keselamatan Pengguna
Pemantauan terus-menerus terhadap kondisi terowongan sangat penting untuk menjamin keamanan pengguna, baik kendaraan maupun pejalan kaki. SHMS memberikan data yang dapat dipercaya terkait integritas struktur, terutama setelah kejadian luar biasa seperti gempa, longsor, atau ledakan
Menentukan Waktu yang Tepat untuk Pemeliharaan
Dengan pemantauan yang akurat dan deteksi dini, bisa ditentukan waktu pemeliharaan yang tepat untuk mencegah terjadinya kerusakan. Dengan begitu masa pakai terowongan bisa lebih panjang.
Penghematan Biaya Jangka Panjang
Dengan mengatasi masalah struktural sejak dini, SHMS membantu menghindari kerusakan yang lebih besar sehingga sangat menghemat biaya perawatan dan perbaikan.
Melalui pengujian atau monitoring kondisi terowongan menggunakan Structural Health Monitoring System (SHMS) bisa ditentukan apakah kondisi terowongan masih layak untuk digunakan dalam jangka panjang. Apalagi jika posisi terowongan cukup rentan seperti di bawah laut/sungai/danau dan melintasi perbukitan.
Langkah Monitoring Terowongan dengan SHMS
Structural Health Monitoring System (SHMS) bekerja dengan mengintegrasikan teknologi sensor, sistem akuisisi data, dan perangkat lunak pemantauan untuk mendeteksi serta memantau kondisi struktur terowongan secara real-time dan berkala. Berikut adalah penjelasan cara kerjanya:
1. Pemasangan Sensor di Titik Rawan pada Terowongan
Sensor-sensor dipasang di titik-titik strategis pada terowongan, seperti dinding, atap, lantai, dan sambungan struktur. Jenis sensor yang digunakan meliputi:
- Sensor getaran (akselerometer)
- Sensor regangan (strain gauge)
- Sensor suhu (temperatur)
- Sensor kelembapan
- Sensor kemiringan (tilt sensor)
- Transduser perpindahan (displacement transducer)
- Sensor tekanan air tanah, dan lainnya.
2. Akuisisi dan Pengolahan Data
Sensor-sensor tersebut secara terus-menerus atau berkala mengukur parameter fisik dari struktur terowongan. Data yang dikumpulkan dikirim ke modul akuisisi data untuk diproses lebih lanjut.
3. Pemantauan dan Analisis Real-Time
Data hasil pengukuran ditampilkan pada sistem monitoring, baik secara lokal (di lokasi) maupun secara online (remote monitoring). Informasi ditampilkan dalam bentuk dashboard digital yang mudah dipahami oleh operator atau pengelola terowongan. Sistem ini mampu memberikan peringatan dini jika terdeteksi adanya anomali atau gejala kerusakan pada struktur.
4. Deteksi Dini Kerusakan dan Anomali
SHMS mampu mengidentifikasi perubahan sifat material, geometri, atau perilaku struktur akibat beban, lingkungan, atau kejadian luar biasa seperti gempa dan longsor. Sistem akan mendeteksi lokasi, tipe, dan tingkat kerusakan, serta memberikan rekomendasi tindakan yang diperlukan.
5. Penyimpanan dan Dokumentasi Data
Semua data pemantauan disimpan dan didokumentasikan untuk analisis jangka panjang, validasi desain, serta perencanaan pemeliharaan dan pengambilan keputusan di masa mendatang.
6. Tindakan Lanjutan
Jika ditemukan indikasi kerusakan atau penurunan kinerja struktur, data dari SHMS digunakan sebagai dasar untuk tindakan preventif, perbaikan, atau penguatan struktur terowongan sesuai kebutuhan
Testindo sebagai perusahaan monitoring solution menyediakan layanan Structural Health Monitoring System di berbagai jenis terowongan. Jika Anda berminat untuk melakukan SHMS atau ingin konsultasi terkait pengerjaan SHMS, silahkan hubungi kami :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini