Testindo – Sungai menjadi salah satu sumber air yang digunakan untuk aktivitas masyarakat seperti mandi dan mencuci. Namun sayangnya masih banyak kualitas air sungai yang tidak layak untuk digunakan, apalagi untuk dikonsumsi.
Dalam rangka menjaga kebersihan air sungai, pemerintah kerap melakukan pemantauan atau monitoring kualitas air sungai. Tujuannya, agar bisa dilihat secara garis besar informasi mengenai kualitas air sungai terkini sehingga nantinya bisa dilakukan pengelolaan dan juga dibuat peraturan pembuangan limbah ke sungai, baik itu limbah industri ataupun limbah rumah tangga.
Dilansir dari situs dataindonesia.id, sepanjang tahun 2021 ternyata ada banyak sekali sungai yang tercemar. Dari pemantauan di 133 sungai di Indonesia, hanya ada 1 sungai yang dinyatakan layak karena telah memenuhi kualitas baku mutu yaitu di wilayah Tukad Balian di Bali.
Sedangkan sisanya sebanyak 79 sungai statsunya cemar ringan, 8 sungai dengan status cemar ringan hingga sedang, 3 sungai berstatus cemar sedang (Ciliwung, Citarum, Sunter), 2 sungai dengan status cemar sedang hingga berat (Sungai Kampar dan Sungai Ancar).
Masih ada 31 sungai yang belum diketahui kualitas airnya karena sulit utnuk mendapatkan titik sampling atau pengambilan contoh air untuk dilakukan monitoring.
Bahaya Air Sungai yang Tercemar
Kondisi kualitas air sungai di Indonesia cukup memprihatinkan. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh WHO (World Health Organization) sekitar 485.000 kasus kematian akibat diare disebabkan buruknya kualitas air, khususnya yang ada di sungai. Berikut ini beberapa bahaya air sungai yang sudah tercemar :
Sistem Pertanian dan Perkebunan Jadi Rusak
Di wilayah pedesaan biasanya sungai digunakan untuk mengaliri sawah dan juga kebun warga. Jika air sungai tercemar, maka kondisi pertanian dan juga perkebunan bisa menjadi rusak parah sehingga dapat dapat mempengaruhi kondisi ekonomi warga sekitar.
Ekosistem Sungai Menjadi Terancam
Limbah yang mencemari sungai tentunya dapat mengancam keberadaan ekosistem di sekitar kawasan sungai. Jika terus dibiarkan maka sedikit demi sedikit flora dan fauna yang ada di sungai bisa mengalami kepunahan.
Kematian Warga
Ini bukan menakuti tapi memang pernah terjadi. Tragedi Minamata di Jepang merupakan tragedi terbesar kematian orang akibat limbah. Hal ini disebabkan oleh sebuah perusahaan yang membuang limbah dalam jumlah yang cukup besar ke Teluk Minamata.
Efeknya beberapa tahun kemudian ratusan orang meninggal secara aneh setelah mengalami kelumpuhan. Setelah diselidiki, kebanyak orang yang meninggal tersebut akibat mengonsumsi ikan yang sudah tercemar logam berat.
Tragedi di Minamata ini bukan mustahil bisa terjadi juga di Indonesia. Pasalnya tidak sedikit sungai di Indonesia yang juga tercemar limbah kimia dan juga limbah plastik.
Maka dari itu, demi menjaga kebersihan air sungai maka mesti dilakukan monitoring kualitas air secara rutin dan juga dilakukan pengelolaan limbah yang baik, sehingga air sungai menjadi lebih bersih dan terhindar dari zat berbahaya yang berasal dari limbah.