Testindo – Selain untuk membantu pengerjaan konstruksi, ternyata survey georadar juga sangat bermanfaat untuk sektor pertambangan. Bedanya, jika pada pengerjaan konstruksi GPR atau georadar digunakan untuk mendeteksi utilitas (kabel, pipa, dll) bawah tanah, sedangkan pada pertambangan digunakan untuk eksplorasi geologi.
Tidak sedikit para ahli geologi yang memanfaatkan GPR untuk menganalisa sifat tanah dan jenis mineral yang ada di bawah permukaan tanah. Bahkan, GPR juga bisa digunakan untuk menemukan sumber air tanah di titik lokasi tertentu.
Inilah Manfaat Georadar untuk Pertambangan
Melihat fungsinya yang sangat baik untuk mendeteksi berbagai material di bawah permukaan tanah, tidak heran jika Georadar atau GPR punya manfaat besar untuk pertambangan. Berikut ini beberapa manfaatnya :
Mencegah Risiko Berbahaya di Pertambangan
Metode GPR ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi integritas dinding atas yang dapat menimbulkan risiko berbahaya seperti jatuhnya bebatuan yang dapat menimpa para pekerja tambang.
Selain itu, georadar juga dapat mendeteksi rongga atau retakan bawah permukaan yang berpotensi menyebabkan runtuhan atau bahaya lainnya selama operasi penambangan.
Eksplorasi Tambang Lebih Efisien
Survey GPR ini bisa melakukan pemetaan permukaan tanah tanpa harus melakukan pengeboran. Metode ini juga sangat cocok untuk menentukan titik atau lokasi yang memiliki kandungan mineral.
Georadar juga digunakan untuk memetakan lapisan batubara, menentukan ketebalan seam, serta mengidentifikasi struktur geologi yang mempengaruhi kualitas batubara.
Mendeteksi Utilitas Bawah Tanah dengan Akurat
Georadar juga efektif untuk mendeteksi berbagai utilitas (pipa air, kabel, besi bangunan, dll) yang ada di bawah tanah, sehingga kesalahan seperti kabel putus dan pipa bocor akibat galian tambang dapat terhindarkan.
Selain untuk membantu aktivitas pertambangan, survey georadar juga sering digunakan untuk mendapatkan informasi geologi seperti :
- Profil batuan dasar yang dalam
- Sumber daya air tanah
- Profil dasar sungai dan danau
- Karakterisasi fraktur
- Studi sedimentologi
- Pemetaan tanah dan agregat
- Studi batimetri
- Penelitian kutub
Prinsip Kerja Georadar
Mungkin ada banyak model alat GPR, tapi yang paling sering terlihat yaitu model GPR yang bentuk alatnya seperti mesin pemotong rumput yang dilengkapi layar digital pada bagian pegangannya. Ada beberapa bagian pada alat GPR yaitu pemancar gelombang, receiver dan control unit.
Prinsip kerjanya, pemancar atau transducer yang ada di bagian bawah alat ini mengirimkan sinyal elektromagnetik ke permukaan tanah, proses ini terus berlangsung sambil mendorong alat ini.
Gelombang yang dipancarkan menghasilkan gema yang nantinya akan diterima dan dideteksi oleh receiver. Nantinya, control unit akan mengolah gema yang diterima ini dan menampilkan hasil pemetaan melalui software khusus yang terpasang di layar digital.
Baik pemancar atau transducer dan penerima atau receiver sama-sama memiliki antena dengan frekuensi yang berbeda, tergantung kedalaman penyelidikan yang dibutuhkan serta jenis material yang ingin discan.
Antena Frekuensi Rendah
Kedalaman Penetrasi: Antena dengan frekuensi rendah (biasanya di bawah 100 MHz) memiliki kemampuan penetrasi yang lebih dalam ke dalam tanah. Sangat ideal untuk mendeteksi objek yang terletak pada kedalaman yang lebih besar, seperti struktur geologi besar atau objek besar yang terkubur.
Resolusi: Meskipun mampu menjangkau kedalaman yang lebih, antena frekuensi rendah cenderung memiliki resolusi yang lebih rendah. Hal ini berarti detail kecil dari objek yang terdeteksi mungkin tidak terlihat dengan jelas.
Penggunaan Umum: Antena ini sering digunakan dalam aplikasi seperti pemetaan geologi, survei arkeologi untuk menemukan struktur besar, atau dalam situasi di mana kedalaman objek menjadi prioritas.
Antena Frekuensi Tinggi
Resolusi Tinggi: Antena dengan frekuensi tinggi (di atas 1 GHz) menawarkan resolusi yang lebih baik, dapat mendeteksi detail kecil dan menampilkan bentuk objek dengan lebih jelas. Ini sangat berguna untuk aplikasi yang memerlukan identifikasi objek kecil atau kompleks.
Kedalaman Penetrasi: Meskipun antena frekuensi tinggi memberikan resolusi yang superior, kedalaman penetrasinya terbatas dibandingkan dengan antena frekuensi rendah. Biasanya, frekuensi ini lebih efektif untuk mendeteksi objek pada kedalaman dangkal.
Penggunaan Umum: Antena ini sering digunakan untuk mendeteksi kabel bawah tanah, pipa, dan objek logam lainnya, serta dalam aplikasi lingkungan di mana detail penting.
Secara keseluruhan, pemilihan antara antena frekuensi rendah dan tinggi tergantung pada tujuan survei GPR dan jenis objek yang ingin dideteksi. Kombinasi penggunaan kedua jenis antena juga dapat dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam berbagai kondisi dan kebutuhan deteksi.
Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan Survey Georadar untuk kebutuhan deteksi utilitas dan lainnya. Informasi pemesanan dan pertanyaan silahkan hubungi kami :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini