shms jembatan dan bendungan

Testindo Jembatan sering dilewati berbagai jenis ukuran kendaraan, sedangkan bendungan menampung jutaan meter kubik air setiap harinya. Melihat besarnya beban dan tekanan pada kedua infrastruktur ini, maka harus dipantau kondisinya secara berkala. Jangan sampai, gejala awal kerusakan pada kedua bangunan ini tidak terdeteksi, sehingga berakibat fatal jika dibiarkan.

Tidak sedikit kejadian jembatan ambruk dan bendungan jebol akibat kerusakan kecil yang dibiarkan berlarut-larut. Itulah mengapa, munculnya retakan dan lubang walaupun berukuran kecil pada struktur jembatan dan bendungan tidak bisa disepelekan.

Peru dilakukan metode pemantauan yang disebut Structural Health Monitoring System (SHMS) pada struktur bangunan jembatan dan bendungan.

SHMS, Langkah Penting Mencegah Kerusakan serta Memperpanjang Usia Jembatan dan Bendungan

 

Setiap bangunan memiliki masa pakai tergantung pada usia, kesehatan dan ketahanannya, begitu juga pada jembatan dan bendungan.

Supaya jembatan dan bendungan ini dapat berfungsi dengan baik dan prima maka perlu pemantauan terus menerus di semua titik-titik kritis yang dapat menggambarkan kondisi kedua infrastruktur tersebut. Disinilah peran SHMS berlangsung.

SHMS dapat memonitoring perubahan kondisi operasi/struktur jembatan dan bendungan lebih dini sehingga dapat dilakukan tindakan preventif serta dapat dilakukan penanganan untuk mengatasi masalah yang terjadi.

Metode pemantauan kondisi kesehatan struktur ini menggunakan beberapa instrumen sensor seperti sensor Strain (Vibrating Wire), tilt, wind sensor, accelerometer dan sensor lainnya yang dapat bekerja secara simultan dan real time.

Setiap sensor ini akan mengukur berbagai parameter sesuai dengan fungsinya masing-masing. Data hasil pengukuran dari setiap sensor akan disimpan di dalam datalogger dan akan diproses menggunakan software khusus yang terhubung pada layar LED untuk dianalisa.

Manfaat SHMS untuk Jembatan dan Bendungan

Melalui pemantauan dengan metode SHMS, ada berbagai macam manfaat jangka panjang untuk struktur jembatan dan bendungan, diantaranya :

1. Deteksi Dini Kerusakan

Data hasil pengukuran sensor SHMS digunakna untuk menganalisa setiap perubahan atau hal yang tidak wajar pada struktur jembatan dan bendungan seperti getaran atau vibrasi yang berlebih, adanya pergeseran dan retakan sejak awal sebelum berkembang menjadi parah.

Misalnya pada bendungan, perubahan tekanan air atau deformasi beton terpantau otomatis, sehingga kebocoran kecil dapat diketahui dan ditangani lebih cepat.

Baca Juga :  Dam Monitoring System: Memantau Kondisi Bendungan Secara Otomatis

Begitu pula pada jembatan, sensor regangan dan akselerometer mencatat beban fatigue dari kendaran yang melintas, sehingga bisa dianalisa jika kondisi struktur mulai melemah.

2. Meningkatkan Faktor Keamanan

Dengan informasi kondisi struktur yang didapatkan, pengelola dapat mencegah terjadinya kegagalan secara mendadak yang berpotensi menimbulkan kerusaka fatal hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa.

Bukan itu saja, SHMS juga membantu pihak pemerintah setempa untuk melakukan rekayasa jalur evakuasi dan penutupan akses pada jembatan atau bendungan saat gempa atau banjir, berdasarkan data kerusakan real-time.

Pendekatan lewat metode ini dapat mengurangi kerusakan yang lebih besar karena perbaikan difokuskan pada area yang paling kritis.

3. Masa Pemakaian Jadi Lebih Panjang

Dengan pemeliharaan tepat waktu dan perbaikan sejak dini, usia operasional bendungan dan jembatan bisa lebih panjang.

Selain itu, data terbaru mengenai kondisi struktural jembatan dan bendungan dari SHMS, juga dapat membantu merancang strategi penguatan yang lebih baik, sehingga mencegah keausan material dan memperlambat degradasi struktur.

4. Dokumentasi dan Analisis Jangka Panjang

SHMS mengumpulkan berbagai macam data historis struktur jembatan dan bangunan, mulai dari pola getaran harian hingga respons terhadap beban ekstrim yang tersimpan rapi dalam basis data.

Dokumentasi ini sangat penting untuk evaluasi kinerja jembatan dan bendungan dari waktu ke waktu sehingga bisa ditentukan perawatan atau pemeliharaan yang lebih efektif.

5. Monitor Lingkungan dan Geoteknik

Dilengkapi sensor tekanan air, kelembaban tanah, dan kemiringan lereng, yang sangat berguna untuk bendungan tanah (earthfill) atau bendungan campuran.

Begitu pula di jembatan yang dibangun di atas tanah lempung atau gambut, sensor geoteknik memberikan peringatan dini jika terjadi penurunan tanah atau stabilitas pondasi memburuk.

Sebagai perusahaan engineering & monitoring solution, Testindo menyediakan layanan Structural Health Monitoring System untuk berbagai jenis bangunan, termasuk jembatan dan bendungan. Kami siap melayani pengerjaan di seluruh Indonesia.

Informasi pemesanan dan pertanyaan terkait SHMS, silahkan hubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini