Testindo – Sebuah gedung memiliki masa pakai dan rentan mengalami penurunan kondisi seiring berjalannya waktu. Ketika sebuah gedung telah berdiri lebih dari 20 tahun, integritas strukturalnya perlu dievaluasi secara serius untuk memastikan keamanan bagi para penghuninya. Mengabaikan usia bangunan dapat berisiko fatal, mengingat degradasi material, perubahan standar, dan faktor-faktor lainnya yang terus berkembang.
Lalu, apa saja yang harus dilakukan untuk menjaga keamanan gedung yang usianya sudah matang? Berikut adalah langkah-langkah penting yang didasarkan pada riset dan standar ilmiah.
1. Melakukan Audit dan Asesmen Struktur Secara Menyeluruh
Langkah pertama dan paling krusial adalah melakukan audit struktur (structural audit). Penelitian seperti yang dilakukan pada Studi Kasus Bangunan Johar Shopping Center Semarang menekankan pentingnya asesmen kelayakan pada bangunan eksisting. Audit ini bukan sekadar pemeriksaan visual, melainkan sebuah evaluasi mendalam yang dilakukan oleh tim ahli sipil atau konsultan terpercaya.
Beberapa hal yang dievaluasi dalam audit struktur meliputi:
Kondisi Material: Pemeriksaan terhadap kekuatan dan kondisi beton, baja, dan material lainnya. Pengujian non-destruktif seperti rebound hammer test dapat dilakukan untuk mengukur kekuatan beton tanpa merusak struktur.
Deteksi Kerusakan: Mengidentifikasi retak, korosi pada tulangan baja, dan kerusakan lain yang mungkin tidak terlihat dari luar. Penelitian di Jurnal Ilmiah Sultan Agung juga menunjukkan bahwa penurunan fungsi material adalah konsekuensi alami dari usia bangunan.
Analisis Beban: Membandingkan beban aktual yang ditanggung bangunan dengan beban yang direncanakan saat konstruksi. Perubahan fungsi gedung (misalnya dari kantor menjadi gudang) dapat menyebabkan beban berlebih yang berpotensi merusak struktur.
Informasi layanan Audit dan Assement Struktur dari Testindo bisa cek disini : Audit Struktur Bangunan
2. Evaluasi Kepatuhan Terhadap Standar Keamanan Terbaru
Standar konstruksi, terutama terkait ketahanan gempa, terus diperbarui seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan pelajaran dari bencana alam. Bangunan yang didirikan 20 tahun lalu mungkin tidak dirancang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) terbaru.
Berdasarkan dokumen dari Badan Standardisasi Nasional (BSN) tentang Evaluasi dan Rehabilitasi Seismik, setiap gedung yang usianya sudah tua harus dievaluasi kembali. Jika gedung tersebut tidak memenuhi standar seismik terbaru, langkah perkuatan (seismic retrofit) harus dipertimbangkan. Hal ini dapat mencakup penambahan dinding geser, penguatan kolom, atau pemasangan material peredam getaran untuk meningkatkan ketahanan terhadap gempa.
3. Melakukan Pemeliharaan dan Perbaikan Secara Terencana
Banyak kerusakan struktural bermula dari masalah kecil yang terabaikan, seperti kebocoran yang memicu korosi atau retakan halus yang membesar.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan meliputi:
Perbaikan Kerusakan Dini: Segera tangani retak, pelapukan beton (spalling), dan korosi pada tulangan.
Perawatan Rutin: Melakukan inspeksi berkala pada atap, saluran air, dan sistem perpipaan untuk mencegah kebocoran yang dapat merusak material.
Pelapisan Pelindung: Mengaplikasikan lapisan anti-korosi pada baja atau material pelindung pada beton untuk memperlambat proses degradasi.
4. Pertimbangkan Pemasangan Structural Health Monitoring
Sekarang ini sudah ada teknlogi berupa sensor khusus untuk memantau kondisi struktur secara real-time. Pemasangan sensor pada titik-titik penting di dalam struktur dapat memberikan data berkelanjutan tentang getaran, lendutan, dan regangan. Data ini sangat berharga untuk mendeteksi potensi masalah lebih awal, sebelum kerusakan yang signifikan terjadi.
Gedung yang berusia lebih dari 20 tahun membutuhkan perhatian khusus. Mengabaikan kondisi bangunan tua bukan hanya berisiko tinggi, tetapi juga butuh biaya perbaikan yang jauh lebih besar di masa mendatang. Melakukan audit struktur, evaluasi standar, dan pemeliharaan terencana adalah investasi penting untuk memastikan gedung tetap aman, fungsional, dan memiliki nilai jangka panjang.
Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan Assessment atau Audit Struktur Bangunan dan Strctural Health Monitoring System untuk berbagai jenis bangunan seperti gedung perkantoran, ruko, apartemen, rumah sakit, hotel dan lainnya.
Informasi pemesanan dan konsultasi silahkan hubungi kami melalui :
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini
Sumber :
https://www.bsn.go.id/uploads/attachment/rsni3_9274_202x_(aci_369)_ao_7_okt_2024.pdf
https://jurnal.unissula.ac.id/index.php/JIMU/article/view/26765