pengujian beton

TestindoBeton merupakan bahan atau material yang paling banyak digunakan karena tahan di segala cuaca. Namun, untuk memilih jenis beton yang kuat dan bisa digunakan untuk jangka panjang, perlu dilakukan pengujian mutu beton.

Melalui pengujian ini, kita bisa memastikan bahwa beton yang digunakan memenuhi standar dan spesifikasi yang dibutuhkan untuk konstruksi. Kekuatan beton dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti rasio air-semen, kualitas bahan, dan pengendalian mutu selama produksi beton.

Kira-kira apa saja jenis pengujian beton ?

Mengenal 6 Jenis Pengujian Beton

Dalam menguji kualitas dan mutu beton, ada dua metode yaitu uji tanpa merusakan (Non Destructive Test) dan uji dengan merusak (Destructive Test), tergantung kebutuhannya. Berikut ini 6 jenis pengujian beton yang sering dilakukan :

1. Slump Test

slump test beton

Pengujian ini cukup sering digunakan untuk melakukan uji mutu beton di lapangan. Melalui pengujian ini bisa diketahui konsistensi atau kekentalan adonan beton yang baru saja dibuat.

Caranya tidak terlalu sulit, yaitu dengan mengisi kerucut logam dengan campuran beton. Setelah terisi penuh, kerucut diangkat secara perlahan, kemudian adonan beton akan jatuh atau “Slump”.

Nah, ketinggian slump ini kemudian langsung diukur. Selisih antara tinggi awal dan tinggi akhir adonan beton diukur untuk mendapatkan nilai slump.

Dengan melakukan Slump Test bisa diketahui viskositas pada adonan beton sudah sesuai dengan ketentuan. Nilai slump dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ukuran butiran agregat, kuantitas air, dan pengaruh air terhadap semen. Semakin besar kuantitas air yang digunakan, maka nilai slump juga akan semakin besar

2. Uji Kuat Tekan (Compressive Test)

uji tekan beton

Sesuai dengan namanya, pengujian ini dilakukan untuk mengukur kemampuan beton dalam menahan beban tekan. Pengujian ini dilakukan di laboratorium dengan menggunakan beton yang berbentuk silinder. Kemudian, silinder beton ini diberikan tekanan secara bertahap sampai beton pecah.

Setelah itu, gaya yang diperlukan untuk memecahkan beton ini kemudian dihitung sebagai kekuatan tekan. Compressive test memberikan gambaran yang jelas mengenai kekuatan beton dalam menerima tekanan, ketika nilai kekentalannya tidak sesuai, berarti ada masalah dengan campuran atau proses pengeringannya.

3. UPVT (Ultrasonic Pulse Velocity Test)

UPVT beton

Pengujian Non Destructive Test ini menggunakan gelombang ultrasonik untuk menilai kualitas beton. Metode ini dilakukan dengan mengukur kecepatan gelombang yang merambat melalui beton. Nantinya, kecepatan ini dapat dikorelasikan dengan elastisitas, ketahanan terhadap deformasi, dan kepadatan beton.

Pengujian UPVT dilakukan dengan menggunakan alat PUNDIT (Portable Unit Non Destructive Indicator Tester). Alat ini terdiri dari transmitter dan receiver transducer yang ditempatkan pada permukaan beton.

Gelombang ultrasonik disalurkan dari transmitter ke receiver melalui beton, dan waktu tempuh gelombang tersebut diukur.

Jika Anda membutuhkan Jasa UPVT atau Ingin membeli alat UPVT silahkan klik disini : Jasa & Alat UPVT

Baca Juga :  Uji Kualitas Beton dengan UPVT

4. Uji Tarik (Tensile Test)

uji tarik tensile test beton

Berlawanan dengan uji tekan, proses pengujian ini digunakan untuk menentukan kekuatan tarik beton. Melakukan pengujian tarik beton sangat penting untuk mengetahui kemampuan struktur beton dalam menerima gaya tarik.

Ada beberapa metode uji tarik yang digunakan, yaitu :

Uji Kuat Tarik Langsung: Pengujian ini menggunakan batang beton yang diberi gaya aksial tarik sampai batang patah.

Uji Kuat Tarik Belah: Pengujian ini menggunakan silinder beton yang diberi gaya tekan sampai silinder patah. Metode ini cukup sering digunakan karena lebih mudah dan tidak menghasilkan tegangan sekunder

Uji Lentur: Pengujian ini menggunakan balok beton yang diletakkan pada dua penyangga yang berfungsi untuk menahan gaya tarik dengan arah tegak lurus sumbu benda uji

Pengujian ini bisa dilakukan pada konstruksi baru maupun lama. Namun, uji ini melibatkan penghancuran beton, sehingga diperlukan sejumlah besar sampel uji di berbagai lokasi untuk mendapatkan hasil yang akurat.

5. Core Drill

core drill coring beton

Core drill adalah metode pengambilan sampel inti (core sampling) dari proses pengaspalan jalan atau pemasangan beton yang telah selesai. Metode ini digunakan untuk mengambil sampel beton atau aspal untuk dilakukan pengujian laboratorium, seperti uji kuat tekan beton.

Metode ini dianggap lebih akurat karena beton yang diuji telah mengalami kondisi pengeringan yang sebenarnya. Namun, metode ini masuk kedalam pengujian merusak (destructive test), sehingga lokasi pengambilan beton perlu diperbaiki setelah pengujian selesai dilakukan.

Jika Anda membutuhkan layanan core drill, silahkan klik disini : Jasa Core Drill

6. Hammer Test

Pengujian yang juga dikenal sebagai Schmidt Hammer atau Rebound Hammer, adalah sebuah metode pengujian tanpa merusak atau non destructive test yang digunakan untuk menguji kekuatan dan kualitas beton.

Hammer test sangat membantu untuk menentukan apakah beton tersebut aman digunakan dan memenuhi standar kekuatan yang diperlukan

Prinsip kerja hammer test adalah dengan memberikan beban impact (tumbukan) pada permukaan beton. Massa yang digunakan akan dipantulkan kembali, dan jarak pantulan massa tersebut memberikan indikasi kekerasan beton. Kekerasan beton diukur dalam satuan rebound.

Pengujian mutu beton adalah langkah penting untuk memastikan bahwa struktur beton pada bangunan Anda tetap aman  dan tahan lama. Dengan melakukan pengujian beton, Anda dapat mengidentifikasi potensi masalah sejak dini sehingga bisa dilakukan tindakan pencegahan sebelum terjadi kerusakan yang lebih besar.

Testindo sebagai perusahaan engineering dan monitoring solution menyediakan berbagai layanan uji beton dan juga menjual alat uji beton seperti UPVT, hammer test, mesin uji tekan, mesin uji tarik dan lainnya. Jika Anda berminat atau ingin konsultasi lebih dulu silahkan hubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini