bagian dinamo yang berputar

Testindo Rotor merupakan bagian dari dinamo yang berputar sebagai penggerak motor pada mesin industri. Peran dari rotor ini bertanggung jawab untuk mengubah energi masukan menjadi energi mekanis yang digunakan untuk menggerakkan mesin. Ada dua macam bagian rotor yaitu rotor blades (alat penerima gaya dari energi uap yang dihasilkan) dan rotor shaft (tempat rotor yang nantinya akan diputar).

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa rotor ini merupakan bagian dari dinamo dimana rotor berputar di sekitar stator, yang merupakan bagian tetap dari mesin. Saat rotor berputar, ia menggerakkan magnet internal atau medan magnet yang dibangkitkan oleh stator. Gerakan ini menghasilkan arus listrik yang dihasilkan oleh dinamo.

Proses Kerja Rotor

Hampir setiap mesin yang menggunakan rotor memiliki proses atau cara kerja yang tidak jauh berbeda. Berikut ini mekanisme kerja rotor :

Rotor berputar di sekitar stator. Rotor dapat berputar karena energi mekanis yang diterima dari sumber daya eksternal, seperti motor atau turbin. Saat rotor berputar, ia menggerakkan magnet internal atau medan magnet yang dibangkitkan oleh stator. Gerakan ini menghasilkan arus listrik yang dihasilkan oleh dinamo.

Arus listrik yang dihasilkan dari rotor dikumpulkan oleh stator melalui kumparan yang ditempatkan di sekitar rotor. Arus listrik yang dihasilkan dari rotor dikondisikan dan diatur oleh peralatan pendukung sebelum dikirim ke sistem atau peralatan yang akan menggunakan energi listrik tersebut.

Rotor yang berputar secara terus-menerus akan menghasilkan arus listrik yang konstan, sehingga dinamo dapat digunakan untuk aplikasi yang memerlukan sumber daya listrik yang stabil dan konstan. Karena berputar terus menerus maka rotor harus dikontrol dengan baik agar tidak terjadi kerusakan atau kegagalan.

Penyebab Kerusakan pada Rotor

Karena terus berputar maka tidak jarang rotor mengalami kerusakkan. Setidaknya, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan rotor dinamo mesin industri rusak, diantaranya:

Overheating

Pemanasan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena panas dapat menyebabkan perubahan bentuk dan kerusakan material.

Vibration

Vibration atau getaran yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan keausan dan kerusakan pada poros.

Misalignment

Misalignment atau tidak sejajar antara rotor dan stator dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan gesekan yang tidak seharusnya.

Baca Juga :  Alasan Penting Melakukan Preventive dan Predictive Maintenance Mesin Industri

Fatigue

Fatigue atau kelelahan material dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan retak atau kegagalan pada material.

Kontaminasi

Kontaminasi dari partikel atau debu dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan gesekan yang tidak seharusnya.

Kelebihan Beban

Kelebihan beban pada rotor dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan kerusakan pada material dan perubahan bentuk.

Keausan: Keausan yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan pada rotor, karena ia dapat menyebabkan kerusakan pada material dan perubahan bentuk.

bagian dinamo yang berputar
Rotor yang mengalami kerusakan (Pic: powermag.com)

Monitoring Rotor Mesin Industri

Kerusakan pada rotor sebenarnya dapat diminimalisir dengan rutin melakukan perawatan dan monitoring pada mesin industri. Monitoring rotor mesin industri dapat dilakukan dengan beberapa cara, diantaranya:

Vibration Analysis

Vibration analysis dapat digunakan untuk mengukur tingkat vibrasi rotor dan menentukan apakah ada masalah yang mungkin menyebabkan kerusakan.

Thermal Imaging

Thermal imaging dapat digunakan untuk mengukur suhu rotor dan menentukan apakah ada masalah dengan pemanasan yang menyebabkan kerusakan.

Oil Analysis

Analisis minyak dapat digunakan untuk menentukan kondisi lubrikasi rotor dan menentukan apakah ada masalah dengan lubrikasi yang menyebabkan kerusakan.

Current/Voltage Monitoring

Monitoring arus/tegangan dapat digunakan untuk mengukur arus yang dihasilkan oleh rotor dan menentukan apakah ada masalah dengan rotor yang menyebabkan kerusakan.

Ultrasonic

Teknologi ultrasonik dapat digunakan untuk mendeteksi adanya retak atau kerusakan pada rotor

Non-destructive testing (NDT)

Pengujian NDT seperti x-ray, ultrasound, dan magnetic particle inspection bisa digunakan untuk mendeteksi kerusakan dalam rotor.

Visual Inspection

Pengamatan secara visual melakukan pemeriksaan visual secara rutin pada rotor, bisa mendeteksi adanya kerusakan yang tidak terlihat dari monitoring lainnya.

Monitoring yang tepat dapat membantu dalam mengidentifikasi masalah potensial sebelum menyebabkan kerusakan yang lebih parah dan memungkinkan pemeliharaan preventif untuk dilakukan sebelum kerusakan terjadi.

Testindo sebagai perusahaan yang bergerak di bidang monitoring & testing menyediakan layanan preventive & predictive maintenance, vibration analysis dan jasa NDT untuk berbagai macam mesin industri. Jika Anda berminat atau ingin bertanya terlebih dahulu silahkan hubungi kami :


selain itu bisa juga melalui live chat yang berada di pojok kanan bawah halaman web ini.