Testindo Penyelenggaraan World Water Forum ke-10 di Bali International Convetion Center (BICC) berjalan dengan lancar, bahkan menurut Loic Fauchon selaku Presiden World Water Council, penyelenggaraan World Water Forum ke-10 ini menjadi yang terbaik sejak digelar 30 tahun lalu.

Dilansir dari kompas.com, melalui KTT ini, Jokowi mengajak para pemimpin dunia untuk berkomitemen dalam pengelolaan air yang berkelanjutan. Jokowi juga mengungkapkan diperkirakan pada tahun 2050 para petani kecil paling rentan terdampak kekeringan.

Menurut Presiden Jokowi, setidaknya ada 72 persen permukaan bumi yang tertutup air tapi hanya 1 persen yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sanitasi dan air minum. Indonesia sendiri sudah mengalokasikan sekitar 3,4% APBN untuk pengelolaan air. Namun, menurut Menteri Keuangan, Sri Mulyani, jumlah alokasi tersebut terhitung masih kecil jika dibandingkan dengan kebutuhan investasi tahunan di bidang air dan sanitasi.

Melalui forum ini juga telah dibentuk Center of Excellence of Water Resources Management and Climate Resilience, terutama upaya untuk mengatasi krisis air di wilayah selatan Bumi termasuk pulau-pulau kecil dan negara berkembang.

Selain itu, para petinggi negara yang hadir di forum ini juga telah membuat kesepakatan untuk menjalankan 113 proyek terkait air dengan nilai $9,4 miliar sebagai bentuk aksi nyata untuk mengatasi krisis air di berbagai negara. Bukan itu saja, pada KTT ini juga lahir sebuah gagasan “Hari Danau Sedunia” sebagai perhatian kondisi danau agar tetap terjaga dengan baik.

Diharapkan melalui World Water Forum ini segala macam bentuk krisis air di berbagai negara bisa teratasi dengan baik, sehingga terhindar dari ancaman kekeringan. Semua kesepakatan tersebut disetujui oleh 106 negara dan 27 organisasi international.

Baca Juga :  Waspada Dampak El Nino di Indonesia

Monitoring Ketinggian Air Tanah untuk Mengukur Tingkat Kekeringan

Kekeringan air berdampak pada semua lini kehidupan karena air merupakan elemen yang sangat dibutuhkan untuk kehidupan dan aktivitas manusia. Salah satu tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegah dampak kekeringan ini yaitu dengan melakukan pemantauan ketinggian air tanah secara terus menerus menggunakan alat Automatic Water Level Recorder (AWLR).


Layanan Pemasangan AWLR, Klik Disini >>


Alat ini bisa digunakan untuk monitoring ketinggian air tanah di berbagai lokasi seperti bendungan, sungai, lahan gambut, hutan dan tempat lainnya. Alat ini menggunakan sensor yang terintegrasi dengan datalogger untuk memantau ketinggian air tanah. Selain itu, alat ini juga bisa dihubungkan dengan sensor lainnya seperti sensor suhu, sensor curah hujan, sensor kelembaban dan lainnya.

Testindo sebagai perusahaan engineering & monitoring solution menyediakan layanan pemasangan Automatic Water Level Recorder (AWLR) di berbagai lokasi di seluruh Indonesia. Kami memiliki tim ahli dan berpengalaman dalam melakukan pemasangan AWLR.

Jika Anda berminat untuk melakukan pemasangan AWLR atau ingin konsultasi terlebih dahulu, jangan sungkan untuk menghubungi kami melalui :

Chat dengan tim kami melalui fitur live chat di pojok kanan bawah website ini