geophone wireless

Testindo Indonesia merupakan negara yang seringkali dilanda gempa bumi, belum lama ini terjadi gempa yang cukup besar di wilayah Cianjur, Jawa Barat. Apalagi jika dilihat dari letak geografisnya, Indonesia ini berada di wilayah cincin api pasifik yang merupakan pertemuan lempeng pasifik, lempeng Indo-Australia dan lempeng Eurasia sehingga tidak heran jika sering terjadi gempa di Indonesia.

Beberapa hari yang lalu juga terjadi gempa bumi di wilayah Turki dengan skala 7,8 magnitudo sehingga menyebabkan banyak bangunan yang ambruk dan timbulnya korban jiwa. Saking besarnya gempa ini, gelombang seismik diterima oleh sensor di seluruh dunia.

Dilansir dari Theconversation, daerah Turki ini ternyata memang rawan gempa karena berada di persimpangan tiga lempeng tektonik yang membentuk kerak bumi yaitu lempeng Anatolia, Arab dan Afrika.

Maka dari itu kondisi pergerakan tanah akibat gempa bumi harus selalu dimonitoring menggunakan sensor seismik. Dengan melakukan monitoring aktivitas seismik maka mitigasi bencana gempa bumi bisa dilakukan dengan tepat dan juga meminimalisir kerusakan yang ditimbulkan.

Monitoring Gempa dengan Sensor Seismic SmartSolo

Seismik ini merupakan jenis gelombang elastis yang muncul akibat timbulnya gangguan atau pergerakan di dalam kerak bumi seperti pergerakan patahan, aktivitas vulkanik dan juga pergerakan lempeng.

Ada 3 macam parameter pergerakan tanah yang diukur yaitu displacement (perindahan), Velocity (Kecepatan) dan Acceleration (Akselerasi). Sensor seismic ini berfungsi untuk memantau berbagai macam pergerakan tanah bawah dengan menganalisa ketiga parameter tersebut melalui gelombang seismic yang ditimbulkan.

 

DT-Solo merupakan sensor seismic produksi SmartSolo ini mampu merekam berbagai macam aktivitas pergerakan tanah dengan tingkat sensitivitas yang tinggi dan berfokus pada prinsip eksplorasi seismik yaitu Gelombang, Waktu akurat dan titik lokasi.

Baca Juga :  Inilah Penyebab Terjadinya Tsunami Akibat Gempa Bumi

Sensor seismic ini juga pernah digunakan oleh tim peneliti dan mahasiswa dari Georgia Institute of Technology dan University of South California pada pertengahan Oktober 2022. Hal ini berawal saat terjadinya gempa bumi pada 27 Desember 2021 dengan kekuatan 1,2 hingga 3,6 magnitudo selama periode 3 minggu.

Mereka memasang 86 SmartSolo Seismic Node di Kota Elgin untuk memantau aktivitas seismik di sekitar. Node pada sensor seismic ini memiliki ketahanan yang bagus dan mudah dioperasikan sehingga bisa langsung dipasang di titik gempa.

Node pada sensor seismik ini dapat mengidentifikasi berbagai macam gangguan yang ada di permukaan bumi atau tanah bawah sehingga nantinya dapat membantu para peneliti untuk memahami kondisi pergerakan tanah di wilayah atau zona gempa.

Sensor seismic ini nantinya akan terhubung dengan sistem eletkronik dan bisa dimonitoring dari jarak jauh melalui komputer, laptop ataupun tablet karena sudah menggunakan teknologi IoT (Internet of Things).

Karena Indonesia merupakan negara yang berada di kawasan cincin api sehingga rawan terjadinya gempa maka sangat cocok menggunakan sensor seismik SmartSolo ini.

Testindo sebagai perusahaan di bidang testing & monitoring menyediakan Sensor Seismik SmartSolo untuk kepentingan aktivitas riset dan pengamatan seismik. Pemesanan dan pertanyaan terkait Sensor Seismic SmartSolo silahkan hubungi : 


Bisa juga melalui live chat yang berada di pojok kanan bawah halaman web ini.