Testindo.co.id – Banyak daerah di Indonesia memiliki benda cagar budaya yang terpendam di bawah permukaan tanah, benda – benda ini memiliki nilai yang sangat bermanfaat dalam mengetahui sejarah masa lampau. Namun karena terpendam di bawah permukaan tanah benda cagar budaya ini tidak diketahui letaknya, dan terkadang secara tidak sengaja ditemukan saat proses pembangunan suatu gedung atau konstruksi.
Seperti yang terjadi di daerah Malang, Jawa Timur. Ditemukan Jalur trem peninggalan Belanda, yang terpendam di bawah konstruksi jalan beraspal Jalan Basuki Rahmat. Rel tersebut ditemukan saat konstruksi jalur tersebut dibongkar untuk pembangunan kawasan heritage. Kasus diatas merupakan salah satu contoh keberadaan benda cagar budaya yang terpendam dibawah tanah. Masih banyak benda cagar budaya lain yang belum ditemukan dan mungkin bisa saja ditemukan saat proses penggalian untuk kebutuhan pembangunan seperti kasus diatas.
Dalam menemukan benda dibawah tanah sebenarnya dapat menggunakan metode ground penetrating radar atau georadar, Ground Penetrating Radar atau bisa disingkat georadar merupakan metode ilmu geofisika dengan menggunakan pulsa atau gelombang radar dalam mencitrakan permukaan di bawah tanah. Metode NDT ini memanfaatkan radiasi elektromagnetik dalam pita gelombang mikro dari spektrum radio dan mencari sinyal yang dipantulkan dari struktur bawah permukaan.
Penggunaan metode georadar dalam menemukan situs cagar budaya sudah pernah dilakukan, salah satunya oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) berkolaborasi dengan ahli geofisika. Seperti dilansir kumparan.com, Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) bersama ahli geofisika dari dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dan Universitas Pertamina melakukan pemetaan struktur situs sejarah kuno Majapahit di wilayah Jombang, Jawa Timur. Selain menggunakan metode georadar digunakan juga metode geomagnet dan geolistrik, dan dari hasil pemindaian georadar ditemukan struktur parit yang terkubur pada kedalaman 2-3 meter di bawah tanah.
Tidak hanya di daerah Jombang, ground penetrating radar (GPR) juga dimanfaatkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah untuk mencari reruntuhan batu candi di daerah Dusun Jaden, Desa Mranggen, Kecamatan Jatinom, Klaten. Dikutip Detik.com Menurut Deny, radar itu digunakan untuk mengetahui letak situs aslinya. Sebab selama ini yang ditemukan hanya tumpukan batu candi untuk talut tegalan.
Bagi anda yang membutuhkan jasa survey georadar, Testindo menyediakan layanan jasa gpr dengan engineer berpengalaman yang tentunya dapat membantu anda melakukan aktivitas pemetaan bawah tanah secara cepat dan akurat. Informasi lebih lanjut tentang produk atau jasa ground penetrating radar bisa menghubungi :
Email: sales@testindo.com
Chat dengan tim kami melalui fitur live chat yang berada di pojok kanan bawah web ini.