longsor di tol bocimi

Testindo Peristiwa longsornya aspal di Tol Bogor- Ciawi – Sukabumi (Bocimi) menimbulkan banyak pertanyaan, mengingat usia Jalan Tol ini belum genap setahun pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, menurut Alex Siwu selaku Corporate Secretary PT Waskita Toll Road menduga longsor terjadi karena gerusan air akibat curah hujan yang lebat di sekitar lokasi.

Kondisi ini diduga karena intensitas hujan yang cukup tinggi pada Rabu malam, 3 April 2024. Sedangkan menurut Deddy Herlambang selaku Koordinator Indonesia Toll Road Watch menilai longsor yang terjadi di Tol Bocimi ini akibat kegagalan konstruksi.

Dilansir dari tempo.co, menurut Deddy sebaiknya manajemen pengelola jalan tol Bocimi sebaiknya melakukan konstruksi ulang supaya kejadian ini tidak terulang “Masalah kegagalan konstruksi, jadi harus konstruksi ulang,” ujar Deddy saat dihubungi, Kamis, 4 April 2024.

Berdasarkan kejadian ini, ia menilai bahwa Jalan Tol Bocimi ini tidak laik fungsi sehingga perlu ditanyakan mekanisme laik fungsinya dan sebaiknya Jalan Tol ini tidak digunakan dahulu sebelum ada evaluasi total perihal konstruksi jalan tol.

Evaluasi Aspal Jalan Menggunakan Pavement Monitoring System

Belajar dari kejadian longsor di Tol Bocimi, sangat penting untuk melakukan pengamatan kondisi aspal jalan agar bisa diketahui tingkat ketahanan dan kerusakan jalan di titik krusial yang rawan berlubang atau terjadinya longsor. Salah satu metode yang bisa dilakukan yaitu evaluasi perkerasan pada aspal jalan menggunakan Pavement Monitoring System.

pavement monitoring system

Dengan melakukan tindakan Pavement Monitoring System ini bisa diidentifikasi gangguan dan seberapa parah kerusakan pada perkerasan aspal jalan. Informasi lebih lengkap mengenai sistem monitoring perkerasan jalan ini bisa Anda lihat disini : >> Pavement Monitoring System <<

Baca Juga :  Penggunaan Automatic Water Level pada Lahan Sawit